Puisi – Penantian yang tak Berujung

Puisi-Puisi Riski Bintang Venus
Penantian yang tak Berujung
Sadarkah kau di sini aku
menunggu ?
Aku menunggu dengan
penuh rerintihan
Aku menunggu seseorang
yang kan menemani ruang hampaku ini
Tidakkah kau dengar,
setiap saat aku memanggilmu
Ya, aku adalah tempat keabadiaan
yang selalu menantimu
Aku adalah rumah orang
yang sendirian, yang penuh dengan kesusahan
Aku adalah rumah yang
penuh dengan kegelapan
Aku adalah rumah yang
penuh dengan cacing tanah, kalajengking dan ular-ular besar
Penantian panjangku ini
kan sirna saat kau membawa sinar ketakwaan dalam hidupmu
Aku akan menyambutmu
dengan senyuman bahagia
Jadikan aku sebagai
teman yang baik dengan banyak membaca ayat-ayat suci Al-quran
Terangilah aku dengan
banyak melakukan sholat malam disaat semua mata terlelap
Bersihkanlah rumahku
yang penuh dengan debu ini dengan memperbanyak amal kebaikan
Bawalah penangkal untuk
mengusir hewan-hewan itu dengan kalimat basmalah yang di dalamnya mengalir
tetesan air mata karena takut pada Allah SWT
Aku adalah rumah tempat
malaikat munkar dan nakir bertanya
Perbanyaklah di atas
punggungku membaca kalimat toyyibah
Supaya kau dapat
menjawab pertanyaan itu dengan mudah
Supaya penantianku yang
tak berujung ini berakhir dengan bahagia
Aku akan tetap menanti
dan menemanimu
Hingga tiba satu masa
yang sangat dahsyat
Masa saat Allah
meleburkan alam raya menjadi debu yang beterbangan
Selama itu aku akan
terus menanti
Dan aku akan tetap
setia menemanimu dalam penantian yang tak berujung
Pertemuan Singkat
Pertemuan singkat itu menyisakan
bayang-bayang
Bayang-bayang yang
selalu hadir dalam ingatan
Ingatan yang setiap
saat hanya nampakkan senyum indahmu
Senyum indahmu yang
takkan pernah sirna dalam hidupku
Pertemuan singkat
meracuni pikiranku
Hingga hari-hariku
gelisah tak menentu
Kegelisahan itu dibalut
rasa rindu
Rindu yang membawa pilu
Meski kau tak lagi
mengingatku
Dalam pertemuan singkat
itu
Aku akan selalu
mengingat senyum indahmu
Dan memanggil namamu di
kala rindu
Pangeran
Ruang Rindu
Terpisah oleh ruang,
jarak dan waktu
Juga tanpa ada kabar
darimu
Membuat hati ini
teramaat rindu
Kutitipkan salam
rinduku pada bintang malam
Namun ia tak memberiku
balasan
Kusemaikan perasaan
rinduku pada lambaian angin syahdu
Ia melenakan perasaanku
Kutempatkan ruang
rinduku pada tadahan doa dan sujudku di tengah malam
Ia memberiku harapan
ketenangan lewat air mata doa yang temaram
Ruang ini begitu
menyesakkan tanpamu
Rindu ini begitu
menggelisahkan jiwaku
Ruang rinduku ini
begitu menyakitkan
Menusuk hatiku dalam
kehampaan
Tuhan, bila memang aku
dan dia takkan pernah bertemu di dunia

Kumohon,
pertemukan aku dan dia dalam ruang rindu yang kan berhulu di surga

Penulis


Comments

Satu tanggapan untuk “Puisi – Penantian yang tak Berujung”

  1. Mantap karya karyanya. Saya senang membacanya. Salam hormat dari Kami yang jauh di Bima NTB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

A. Warits Rovi Cerpen

Cerpen: Lelaki Yang Bercita-cita Jadi Tukang Sihir

Cerpen Sainur Rasyid

Surat dari Akhirat

Ahmad Maghroby Rahman Esai

Bejo, Suhaden, Kopi, Senja dan Rendra

BJ. Akid Puisi

Ayat-Ayat Luka dan Puisi Lainnya Karya BJ. Akid

Mored Moret Puisi RM. Maulana Khoeru

Puisi: Proposal Rindu Karya RM. Maulana Khoerun

Alexong Apacapa

Wahana Trampolin, Catatan Pameran Exposition

Ika Wulandari Ngaleleng

Panduman, Membuatku Jatuh Cinta Pedalaman

Puisi Syafri Arifuddin

Puisi – Ubi Amor Ibi Dolor

Alvin Hasany Apacapa covid 19

Covid 19: Vaksinasi dan Mobilitas Sosial

Lelaki Sungai Puisi

Puisi: Diorama Talang Siring

Puisi Servasius Hayon

Puisi: Minggu Pagi di Ruang Depan

Cerpen Muhtadi ZL

Cerpen: Dengan Rasa

Indra Andrianto prosa

Kado Valentine Untuk Kamu

Uncategorized

MMI Dukung Anak Muda Plalangan Wujudkan Impian

Apacapa Esai Imam Sofyan

Harjakasi: Memaknai Situbondo dari Alun-Alun

Puisi

Kemerdekaan Sebatas Kalender dan Puisi Lainnya

Cerpen Imam Sofyan

Cerpen: Rentenir

Apacapa

Tarawih: Pakai Sarung tanpa Celana Dalam

Apacapa

Laki-laki Memasak dan Mencuci? Ah, Biasa Saja!

Ahmad Zaidi Cerpen

Cerpen : Sebuah Hujan dan Guguran Kesedihan Karya Ahmad Zaidi