Avatar admin

Tentang Penulis

  • Puisi: Kota Melankoli

    Puisi Rizqi Mahbubi* Stasiun Kepergian Segenap doa, dilipat rapi dalam koper hitam Dinding, tiang, kursi tunggu berwarna perih perpisahan Kehilangan, dan ketabahan Bahwa tak ada jumpa yang baka. Dekap dan kecup teramat hangat dirangkai Agar di rantau kenangan tetap bising Serupa kereta melaju di rel-rel baja. Apa yang lebih perih di dengar Dari suara speaker …

  • Cerpen: Perempuan Capung Merah Marun

      Oleh:  Agus Hiplunudin Sssssst… bunyi yang keluar dari mulutmu, sambil menempelkan telunjukmu di antara sepasang bibirmu—yang merah muda. Telunjukmu bagaikan sebuah anak selot yang mengunci pintu.  Aku pun seketika diam dan duduk mematung. Sepasang matamu menatap seekor capung merah marun yang hinggap di ujung bunga gelombang cinta. Perlahan kau mengangkat pantatmu, lalu berjalan sangat…

  • Cerpen: Enam Cerita tentang Kenangan

    Oleh:  M Firdaus Rahmatullah Kenangan dan Perkelahian Jika kau bertanya, adakah yang lebih purba dari kenangan? Maka akan kujawab dengan ceritaku ini. Semenjak perkelahian itu, aku dan ia tiada pernah saling menyapa. Hatiku serupa batu yang paling purba dan tak dapat dikerat dengan alat apa pun. Apalagi dihancurkan. Aku membencinya setengah mati. Bagaikan tiada lagi…

  • Ikhlas Ngajhâr

    Oleh: Dhafir Abdullah Adu bapak ibu guru Ngajhâr muret pa ikhlas ongghu Sabbhâr ngastètè dâlâm adhâbu Allah ta’ala pas e parabu  Niat bhâgus pas pasamporna Allah settong tojjhuânna Patengghi ongghu aghâmana Dunnya akherat mandhâr e tarema’a Ngajhâr murèt palaten ongghu Bueng rassa ru kabhuru Pa pèntèr anak sè ghi’ bhudhu Adidik muret nambei èlmu Akhlak samporna dâri nabina…

  • Wisata Perang: Gagasan Brilian Sang Bupati

    Oleh: Imam Sufyan  Baru-baru ini tersiar kabar bahwa Bupati Situbondo mengusulkan agar Kabupaten Situbondo memiliki wisata perang. Sebagaimana berita yang saya bagikan di dinding facebook beberapa hari lalu. Wacana itu kemudian ditanggapi oleh netizen dengan berbagai komentar. Mayoritas menanggapi dengan nada negatif dan itu hal yang biasa di era keterbukaan ini. Mengenai ide dan gagasan…

  • Cerpen: Pulang

    Oleh: Moh. Jamalul Muttaqin “Ketika aku pulang, aku akan memberimu kabar, Sayang!” Dia bilang kepada tunangannya, Mila, sebelum kembali ke pondoknya. Sebelun mentari terbenam ke ufuk barat. Sebelum burung-burung kembali ke sarangnya. Sepanjang perjalanan dia ingat yang dikatakan Mila, “Kamu harus pulang!” Suara itu menghantui pikirannya. Seakan-akan dia tak mau kembali ke pondoknya, dia terlalu…

  • Puisi: Merakit Tidur

    Puisi-puisi T. Rahman Al Habsyi Kepada Sumur Tua musim kemarau dari putih warna rambut di kepala luka-luka itu menganga air menyusur di udara kau lupa menitip rindu kepada angsa yang berenang-berenang lalu tenggelam tertanam sebuah nama pada hamparan do’a Singaraja, 2019 Menuai Rindu /1/ kau menuai rindu pagi ini aku biarkan saja sebab seluruhnya tumbuh…

  • Cerpen: Perempuan yang Suka Melihat Hujan

    Oleh: Muhtadi ZL Perempuan itu duduk termangu di beranda rumah. Meramu kenangan pahit di masa silam. Dulu, terlalu banyak tangan-tangan hitam yang menjamah tubuhnya, sampai ia tak mampu menarik senyum di bibir ranumnya, hatinya perih, matanya pedih. Ingin sekali ia melebur ke dalam hujan di sore itu, agar suaminya tidak tahu kalau matanya mengembun. Gemericik…

  • Biola dalam Kenangan

    Oleh: Wilda Zakiyah Saat pagi mengintip di celah mata yang terbuka, saya mendengar suara biola dimainkan dari arah matahari terbenam, bunyinya seperti kepak burung camar, gemericik air dan suara matahari menggerat subuh. Harusnya saya tidak sepuitis itu, semua mengalir begitu saja saat mendengarkan alunan senar yang digesek itu. Saya suka alat musik, pernah beberapa kali…

  • Muharrom sè Moljâ

    Oleh: DhafirAbdullah* Malem samangkèn dhisa –dhisa rammi Acara pawai dâri santrè ngajhi è masjid bân langgher bennya’ orèng ngajhi Anak yatim dhuafa è santuni Tahun baru Islam kodhu è parajâ sabâb muharrom bulân sè muljâ A ghendhu’ peristiwa sè raje Wâjib ètafakkuri muslim sadhâjâ Bulân nèka Allah nyipta langgi’ bân bhumi Rahmatta Allah toron pertama…