Avatar admin

Tentang Penulis

  • Operasi Carthago: Mengenal Sejarah Pertempuran di Asembagus

    (Hancurnya Pabrik Gula Asembagus pada tahun 1947. Koleksi Mariners Museum, Netherland) Oleh: Kim La Capra* Kisah ini sebenarnya pernah saya tulis. Namun, untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam peristiwa tersebut, dan sekaligus untuk mengingatkan kita agar tidak lupa tentang sejarah perjuangan pahlawan lokal khususnya di daerah Asembagus, maka kisah ini saya ceritakan…

  • Dik, Mengapa Kau Tak Mau Menemaniku ke Kampung Langai Malam Itu?

    Oleh: Rahman Kamal* Dik, entah kenapa kamu tiba tiba menolak ajakanku pergi ke Kampung Langai malam itu. Dengan berat hati akupun melangkahkan kaki. Perlahan tapi pasti, aku tetap meninggalkan jejak. Menyimpan harap engkau datang menyusul sehabis menemukan jejak perjalananku menuju Langai malam itu. Dik, Langai begitu dingin malam itu. Andai kau tahu betapa dinginnya suasana…

  • Syi’iran Madura: Caretana Ajjhi Saleh

    Oleh: Dhafir Abdullah* Nèka carèta, carèta takanta Tapè hikmana kenning abâs è mata Pèrengngaghi mallè toron rahmatta Moghe manfaat dunnya kantos ahèratta Ajjhi solèh orèng sè palèng kaya Lakona ghun pèra’ a foya-foya Bânnya’ dunnyana bânnya’ kèya binina Ongghâ haji pon tak è temmu kalèna Kakananna nyaman bân kobâssa Roma bân sabâna jhâ’ luassa Kalambhina…

  • Kampung Langai, Dik: Apa Kamu Gak Mau Nonton?

    Oleh: Redaksi Langai 1 | 7-8 November 2014 Kita berdua duduk di paling utara, dik. Beralaskan sandal masing-masing. Kita menyimak penampilan di sana. Dengan latar gedung Rumah Baca Damar Aksara, bertuliskan Kampung Langai, berwarna hitam. Kita juga menikmati jajanan buatan warga. Sembari disuapin olehmu, dik. Langai 2 | 6-7 November 2015 Di langai dua ini…

  • Cerpen: Perempuan Bayang

    Oleh: Ulfa Maulana “Maaf, Pa. Lea nggak sengaja.” Lelaki bertubuh kekar itu tidak peduli. Disiramkannya kopi panas pada tubuhku yang hanya memakai kaos pendek. Aku berjengit menahan tangis. Bahkan luka bekas pukulan papa kemarin belum kering. Perih rasanya. Aku yakin besok kulitku akan melepuh. Jangan menangis, Lea. Tangisanmu mengundang badai yang lebih besar. *** Baiklah.…

  • Serrona Rèng Situbende è Bulân Rèaje

    GPS Wisata Situbondo Oleh : Syaif Zhibond Rènk Qobhien* Dâlâm panaggâlân madurâ/Hijriyâh, bâdâ dubeles bulân dâlâm sataon.  è molaè dâri bulân Sora, sappar, molod, rasol, dilawâl, dilahèr, râjjâb, râbbâ, puasa, sabâl, takep è’ terakhir bulân Reaje. Saongghuna bulân-bulân sè èsebbhut è attas gheniko padâ bik bulân dâlâm islam. Pèra’ bhidâ sebbhuthenna, sèbiasana dâlâm panaggâlân hijriyah…

  • Zaidi dan Kisah Seorang Wali

    Oleh: Muhammad Badrul Munir* Zaidi adalah seorang pemuda biasa-biasa saja. Ia tak kaya, pun tak rupawan. Perawakannya tinggi kurus, kulit gelap, dengan rambut gondrong melewati bahunya. Saban hari aktivitasnya hanyalah mondar-mandir ngopi dari rumahnya di Mangaran ke Rumah Baca (RB) Damar Aksara, atau ke kafe Suntree, atau ke Nine Cafe. Kecuali ada undangan acara, begitu-begitu…

  • Refleksi Harjakasi: Prostitusi Mesti Lenyap dari Kota Santri

    pixabay.com Oleh: Dani Alifian* Saya tengah iseng mencari rekam jejak digital kabupaten tempat kelahiran ini. Berhubung di grup Info Literasi Situbondo tengah ramai membicarakan tentang Harjakasi (Hari Setengah Jadi) Kabupaten Situbondo, akhirnya saya memutuskan untuk sejenak memberikan refleksi pada segenap elemen masyarakat Situbondo. Saya terkejut tatkala artikel yang muncul teratas berjudul “Dinsos Bandung Pantau 12…

  • Harjakasi: Memaknai Situbondo dari Alun-Alun

    jatimpos.com Oleh: Imam Sufyan* Sesekali cobalah berkunjung di sekitaran alun-alun Situbondo. Di sana akan anda temukan tulisan Situbondo Kota Santri. Di atas tulisan Situbondo terdapat lambang Pancasila. Di atasnya lagi terdapat patung Garuda yang mengepakkan sayapnya seperti ingin terbang dengan kekuatan penuh sambil menoleh ke arah kanan atau ke arah timur. Sebagai orang yang awam…

  • Listrik Padam, Iduladha, dan Kita yang Bersuka Cita

    doc Merdeka.com Oleh: Muhammad Badrul Munir* Semalam saya tiba di rumah dalam kondisi listrik padam di kampung saya, kira-kira pukul satu dini hari. Hanya masjid dekat rumah saja yang lampunya tetap menyala karena ada genset di sana. Saat masuk kamar, Asyrof, anak pertama saya tiba-tiba bangun mendengar derit pintu dan menangis. Ia memang takut gelap.…