PEREMPUAN BULAN
*)buat: Jackson Pollock
wajah
tersenyum dalam ingatan
tersenyum dalam ingatan
jejak dan
senyummu tertinggal
senyummu tertinggal
dalam
lorong-lorong waktu lengang
lorong-lorong waktu lengang
seperti
bulan yang termenung sendiri
bulan yang termenung sendiri
perempuan
menunggu aroma kopi
menunggu aroma kopi
menawarkan
kisah-kisah pilu yang terulang
kisah-kisah pilu yang terulang
: ciuman yang berakhir pada kematian
atau
tentang kisah-kisah baru
tentang kisah-kisah baru
: perjumpaan, perpisahan, pertemuan kembali
dan cium paling sunyi seperti rembulan termangu
di tubir
awan yang jingga
awan yang jingga
CINTANYA PABLO
*)Mesra
Cinta: Pablo Picasso
Cinta: Pablo Picasso
perempuan
adalah gelombang warna itu
adalah gelombang warna itu
selalu
berwarna biru, seperti mata kucing
berwarna biru, seperti mata kucing
menggeram
karena birahi
karena birahi
cintamu
biru, sayang
biru, sayang
seperti
lapis langit tak berkesudahan
lapis langit tak berkesudahan
kapas-kapas
lembut yang berguguran
lembut yang berguguran
bersama
senandung lamat-lamat
senandung lamat-lamat
samar dan
perlahan menuju ke entah
perlahan menuju ke entah
cintamu,
biru, sayang
biru, sayang
warna abadi
yang melompong
yang melompong
menampung
sunyi tak berkesudahan
sunyi tak berkesudahan
mencatat
kisah-kisah retak yang abadi
kisah-kisah retak yang abadi
cintamu,
cintaku, tak punya warna selain biru
cintaku, tak punya warna selain biru
sebab
birahi dan cinta berkelindan dengan mati
birahi dan cinta berkelindan dengan mati
lantas
segalanya adalah abadi yang biru
segalanya adalah abadi yang biru
: perempuan biru senyummu biru.kecupmu
biru.bugilmu biru.desahmu biru
biru.bugilmu biru.desahmu biru
ah, cinta dan kematian pun biru
BERDIRI TELANJANG
*) kepada Joan Miro
telanjanglah
! bisikmu tergesa
! bisikmu tergesa
maka
segenap perempuan itu telanjang
segenap perempuan itu telanjang
serupa
Kalinyamat yang menyimpan dendam
Kalinyamat yang menyimpan dendam
di sekujur
tubuh dan peluhnya
tubuh dan peluhnya
telanjangmu
adalah pemukat rahasia
adalah pemukat rahasia
penghuni-penghuni
langit akan terpikat
langit akan terpikat
maka segala
teka-teki akan dijabarkan
teka-teki akan dijabarkan
telanjangku yang gelisah adalah meditasi! : serumu
pintu-pintu
itu terbuka segala mata penjaga rimba terjaga
itu terbuka segala mata penjaga rimba terjaga
suara-suara
tak putus meneriakkan sabda-sabda itu
tak putus meneriakkan sabda-sabda itu
telanjanglah engkau tak lagi tamu!
maka segala
suara itu membisikkan pengetahuan-pengetahuan
suara itu membisikkan pengetahuan-pengetahuan
yang dulu
disingitkan dalam kitab-kitab yang disucikan
disingitkan dalam kitab-kitab yang disucikan
AYAT NOSTALGIA
masa lalu
mengeja wajahmu tersipu dalam ingatan
mengeja wajahmu tersipu dalam ingatan
seperti
foto dalam album riwayat yang berdebu
foto dalam album riwayat yang berdebu
jejak dan
senyum tertinggal seperti gang-gang lengang
senyum tertinggal seperti gang-gang lengang
aku
menunggu di ruang tamu menanti sebuah perbincangan
menunggu di ruang tamu menanti sebuah perbincangan
hangat
dengan aroma kopi menawarkan kisah-kisah
baru
dengan aroma kopi menawarkan kisah-kisah
baru
:
perjumpaan, perpisahan, kerinduan lantas persuaan kembali
perjumpaan, perpisahan, kerinduan lantas persuaan kembali
seperti
cumbu dan cium yang tak pernah sepi
cumbu dan cium yang tak pernah sepi
kalender-kalender
sarat dengan perjumpaan gaduh
sarat dengan perjumpaan gaduh
saat kita
menziarahi kembali lintasan-lintasan
menziarahi kembali lintasan-lintasan
ingatan
kepada kamu yang dipingit waktu
kepada kamu yang dipingit waktu
aku ingin
mengecupmu dengan cinta
mengecupmu dengan cinta
yang
sanggup tumbuhkan masa lalu
sanggup tumbuhkan masa lalu
seperti
musim menunaskan bunga
musim menunaskan bunga
bermekaran
di sela payudaramu
di sela payudaramu
tempat
aroma rindu legitnya cinta
aroma rindu legitnya cinta
seganap
kangen ingin memanggil-manggil perjumpaan
kangen ingin memanggil-manggil perjumpaan
agar kita
bisa berbincang menerka dan menakar setia
bisa berbincang menerka dan menakar setia
biarlah
kita sesekali menggapai rindu dan menggamitnya
kita sesekali menggapai rindu dan menggamitnya
dalam
kenangan sekaligus perjumpaan
kenangan sekaligus perjumpaan
membiarkan
kata-kata hampa dan berjumpalitan di udara
kata-kata hampa dan berjumpalitan di udara
: hingga yang tinggal cuma peluk dan kecup
melepas pesan!
melepas pesan!
perempuan
itu menunda senyum
itu menunda senyum
berharap
kalender akan sarat dengan perjumpaan gaduh
kalender akan sarat dengan perjumpaan gaduh
namun matanya
hanya menziarahi lintasan-lintasan
hanya menziarahi lintasan-lintasan
tak ada
yang mengecupnya
yang mengecupnya
musim semi
meninggalkan tunas-tunas bunga
meninggalkan tunas-tunas bunga
membiarkan
segala kelopak dan putik berjumpalitan
segala kelopak dan putik berjumpalitan
di antara
awan dan bulan jingga
awan dan bulan jingga
kecup itu
telah mengabaikan pesan cinta
telah mengabaikan pesan cinta
PERTANYAAN
KARNA
KARNA
“mengapa
aku harus dihanyutkan, ibu?”
aku harus dihanyutkan, ibu?”
perempuan
itu tak pernah menjawab, tangannya terus menganyam sarang laba-laba
itu tak pernah menjawab, tangannya terus menganyam sarang laba-laba
atau
sesekali menjulurkan telapak tangan agar kupu-kupu bisa bertelur di sana
sesekali menjulurkan telapak tangan agar kupu-kupu bisa bertelur di sana
“haruskah
itu? dan untuk apa, ibu?”
itu? dan untuk apa, ibu?”
perempuan
itu kini menari sambil menangkapi sayap-sayap burung yang berjatuhan
itu kini menari sambil menangkapi sayap-sayap burung yang berjatuhan
ikan-ikan
capek berenangan, angsa-angsa bosan mengibaskan sayap-sayapnya
capek berenangan, angsa-angsa bosan mengibaskan sayap-sayapnya
“pelayaran
itu apakah kutukan atau tugas yang diwariskan, ibu?”
itu apakah kutukan atau tugas yang diwariskan, ibu?”
perempuan
itu membasahi rambutnya.titik-titik air yang tersangkut di rambut
itu membasahi rambutnya.titik-titik air yang tersangkut di rambut
menjadi
kristal-kristal bening seperti embun yang berkilau saat dicium matahari
kristal-kristal bening seperti embun yang berkilau saat dicium matahari
“mengapa
pengembaraan itu harus dimulai saat dini hari, ibu, saat aku belum sempat
dolanan gobak sodor dengan adik-adikku? saat aku masih begitu gandrung oleh
warna langit yang jingga?”
pengembaraan itu harus dimulai saat dini hari, ibu, saat aku belum sempat
dolanan gobak sodor dengan adik-adikku? saat aku masih begitu gandrung oleh
warna langit yang jingga?”
*) Tjahjono Widarmanto.Penyair tinggal di Ngawi. Buku puisinya Percakapan Tentang Tan dan Riwayat Kuldi Para
Pemuja Sajak, merupakan salah satu pemenang buku puisi terbaik versi HPN
2016
Pemuja Sajak, merupakan salah satu pemenang buku puisi terbaik versi HPN
2016
BIODATA PENULIS
Tjahjono Widarmanto, lahir di Ngawi, 18April 1969 dari keluarga guru. Bapaknya:
Soedarmo, adalah guru SPG dan almarhumah ibunya; Isdiwati adalah guru sekolah
dasar yang pada akhirnya menjadi kepala ranting dinas. Kedua orangtuanyaah yang
mengenalkannya pada dunia aksara. Masa kecilnya hingga SMA dihabiskan di kota
kecil kelahirannya Ngawi. Selepas SMA melanjutkan studi sarjananya di IKIP
Surabaya (sekarang UNESA) di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
hingga lulus pada tahun 1992. Melanjutkan studi pascasarjananya di bidang yang
sama di Unisma Malang dan lulus di tahun 2006. Saat ini sedang menyelesaikan
program doktoralnya di Unesa.
Tulisan-tulisannya berupa puisi,
cerpen, esai sastra, budaya, sosial dan pendidikan dipublikasikan di berbagai
media massa, antara lain , HORISON,
BASIS, JAWA POS, REPUBLIKA, Koran TEMPO, JURNAL NASIONAL, MEDIA INDONESIA,
SEPUTAR INDONESIA, PIKIRAN RAKYAT, SUARA PEMBARUAN, PIKIRAN RAKYAT, KEDAULATAN
RAKYAT, SOLO POS, SINAR HARAPAN, LAMPUNG POS, Jurnal PERISA (Kuala Lumpur),
BAHANA (Brunai), dan sebagainya. Beberapa sajaknya pernah diterjemahkan
dalam bahasa Jerman dan Inggris.
cerpen, esai sastra, budaya, sosial dan pendidikan dipublikasikan di berbagai
media massa, antara lain , HORISON,
BASIS, JAWA POS, REPUBLIKA, Koran TEMPO, JURNAL NASIONAL, MEDIA INDONESIA,
SEPUTAR INDONESIA, PIKIRAN RAKYAT, SUARA PEMBARUAN, PIKIRAN RAKYAT, KEDAULATAN
RAKYAT, SOLO POS, SINAR HARAPAN, LAMPUNG POS, Jurnal PERISA (Kuala Lumpur),
BAHANA (Brunai), dan sebagainya. Beberapa sajaknya pernah diterjemahkan
dalam bahasa Jerman dan Inggris.
Buku-bukunya yang telah terbit, antara
lain: YUK, NULIS PUISI (2018), PERBNCANGAN TERAKHIR dengan TUAN GURU (2018), PERCAKAPAN TAN dan RIWAYAT KULDI PARA PEMUJA
SAJAK (buku puisi 2016), Pengantar
Jurnalistik : PANDUAN AWAL PENULIS dan JURNALIS (2016), MATA IBU (buku puisi,
2016), MARXISME dan SUMBANGANNYA TERHADAP TEORI SASTRA: Menuju Pengantar Sosiologi Sastra (2014), SEJARAH YANG MERAMBAT DI
TEMBOK-TEMBOK SEKOLAH ( buku puis, 2014), MATA AIR DI KARANG RINDU (buku puisi,
2013), MASA DEPAN SASTRA: Mozaik Telaah dan Pengajaran Sastra (kumpulan esai,
2013), UMAYI (buku puisi, 2012), DRAMA; Pengantar dan Penyutradaraannya (2012),
NASIONALISME SASTRA (bunga rampai esai, 2011), KITAB KELAHIRAMN (buku puisi,
2003), KUBUR PENYAIR (buku puisi, 2002, dan DI PUSAT PUSARAN ANGIN (buku puisi,
1997).
lain: YUK, NULIS PUISI (2018), PERBNCANGAN TERAKHIR dengan TUAN GURU (2018), PERCAKAPAN TAN dan RIWAYAT KULDI PARA PEMUJA
SAJAK (buku puisi 2016), Pengantar
Jurnalistik : PANDUAN AWAL PENULIS dan JURNALIS (2016), MATA IBU (buku puisi,
2016), MARXISME dan SUMBANGANNYA TERHADAP TEORI SASTRA: Menuju Pengantar Sosiologi Sastra (2014), SEJARAH YANG MERAMBAT DI
TEMBOK-TEMBOK SEKOLAH ( buku puis, 2014), MATA AIR DI KARANG RINDU (buku puisi,
2013), MASA DEPAN SASTRA: Mozaik Telaah dan Pengajaran Sastra (kumpulan esai,
2013), UMAYI (buku puisi, 2012), DRAMA; Pengantar dan Penyutradaraannya (2012),
NASIONALISME SASTRA (bunga rampai esai, 2011), KITAB KELAHIRAMN (buku puisi,
2003), KUBUR PENYAIR (buku puisi, 2002, dan DI PUSAT PUSARAN ANGIN (buku puisi,
1997).
Meraih berbagai penghargaan di bidang kepenulisan, antara lain: buku
puisi terbaik 2016 versi Hari Puisi Nasional, Penghargaan Sastrawan Pendidik
2013 dari Pusat Pembinaan Bahasa, Penghargaan Guru Bahasa sastra Berdedikasi
dari Balai Bahasa Jawa Timur 2014, Guru Berprestasi II se-Jatim 2016,
Penghargaan Seniman Budayawan Berprestasi Jawa Timur di 2012, berturut-turut
memenangi lomba penulisan yang diadakan Depdiknas dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan di 2004, 2005,
2007, 2010, 2013.
puisi terbaik 2016 versi Hari Puisi Nasional, Penghargaan Sastrawan Pendidik
2013 dari Pusat Pembinaan Bahasa, Penghargaan Guru Bahasa sastra Berdedikasi
dari Balai Bahasa Jawa Timur 2014, Guru Berprestasi II se-Jatim 2016,
Penghargaan Seniman Budayawan Berprestasi Jawa Timur di 2012, berturut-turut
memenangi lomba penulisan yang diadakan Depdiknas dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan di 2004, 2005,
2007, 2010, 2013.
Selain mengajar di SMA 2 Ngawi dan pernah menjabat Pembantu Ketua STKIP
PGRI Ngawi, juga acapkali diundang menjadi pembicara, juri, narasumber,
instruktur maupun peserta dalam berbagai seminar dan workshop. Beberapa kali
mewakili Indonesia dalam forum sastra Internasional. Sekarang beralamat di Perumahan Chrisan Hikari B.6 Jl. Teuku Umar Ngawi.
Telp. 085643653271.
E-Mail: cahyont@yahoo.co.id.
Tinggalkan Balasan