Kategori: Apacapa
-
Aku, Polisi dan Buku
Oleh : Imam Sofyan Saat saya sudah menginjakkan kaki di sekolah, tempat saya mengajar, ada tiga panggilan tak terjawab tanpa nama di kontak. Beberapa detik kemudian gawai berdering dengan nomer yang sama. “Assalamualaikum, Selamat Pagi.” Suara dari seberang telefon terdengar sopan. “Waalaikum Salam, Mas,” jawab saya tak kalah sopan. “ini dari kepolisian, Mas.” Deg. Pikiran…
-
Si Gondrong Mencari Cinta
Dia adalah sosok orang gila. Oleh: Moh. Imron Adik membangunkan saya. “Kak ada temannya.” Saya langsung melihat jam, hampir pukul sepuluh siang. Terus terang saya masih mengantuk. Saya bergegas keluar rumah. Rupanya ada Cak Bob, si gondrong. Ia bersama Ahmad Zaidi yang kemungkinan menjadi petunjuk rumah saya. Kedua teman saya meminta duduk di halaman rumah.…
-
Festival Kampung Langai 4 Dibuka dengan Manis, Ditutup dengan Romantis
Tatap aku, Dik! Festival Kampung Langai 4 (FKL4) telah usai. Selama dua hari berturut-turut, 1-2 September 2017. Acara ini sukses menyihir penonton yang hadir. Oleh : Irwant Pembukaan FKL diawali dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh sesepuh warga Kampung Langai. Serta salawat dan salam pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sudah menjadi budaya,…
-
Festival Kampung Langai: Mengabdi pada Masyarakat atau Artistik
Salah satu penampil di Festival Kampung Langai 4 Festivalisation understood as a development of festivals and their influence on people and the surrounding space,… It is closely connected with the development of human culture,… (Klein and Blake 2002). (Cudny, 2016: 11) Oleh : Mei Artanto Festival dan budaya, kini telah menjadi sepasang kekasih yang saling…
-
Udeng Jengger, Odheng Khas Situbondo
Masih Jomblo :p Kehadiran Festival Kampung Langai salah satu tujuannya yaitu terus berupaya menggali budaya atau potensi Kabupaten Situbondo. Salah satunya adalah udeng jengger. Udeng ini digunakan oleh panitia saat acara Festival Kampung Langai, sekaligus mengenalkan pada masyarakat terutama pemuda. Ini akan menjadi pembeda dari kegiatan sebelum-sebelumnya. Oleh : Moh. Imron Di suatu malam, menjelang…
-
Kepala Dusun Langai yang Peduli
“Saya ucapkan terima kasih sudah mengadakan kegiatan Festival Kampung Langai. Secara tidak langsung, kegiatan ini membantu desa kami.” Oleh : Ahmad Zaidi Di rumah bernuansa hijau itu, seorang laki-laki paruh baya mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru kehitaman, sarung cokelat dan songkok nasional sedang duduk di atas lencak. Beberapa tanaman tertata rapi menghiasi halamannya yang cukup…
-
Masih Pentingkah Festival Kampung Langai?
Oleh : Panakajaya Hidyatullah Tidak terasa, Festival Kampung Langai (FKL) kini telah memasuki tahun keempatnya, sebuah capaian yang sungguh luar biasa. Saya secara pribadi sangat mengapresiasi kerja keras kawan-kawan komunitas yang tergabung dalam FKL dan tak luput pula para warga Dusun Langai Sumberkolak (khususnya) yang secara konsisten menyelenggarakan pagelaran ini. Saya menaruh harapan besar kepada…
-
Langai: Bersuara Ataukah Dibungkam?
Oleh : Dedi Andrianto Kurniawan Festival Kampung Langai muncul sebagai ekspresi kegelisahan seniman-seniman lokal. Mereka berupaya menyodorkan wahana pembanding antara muatan estetik yang diusung oleh rezim kuasa dengan kegigihan swadaya kelas bawah yang murni berangkat dari kemurnian berpikir sebagai bentuk kritis dan eksistensi bahwa masyarakat masih bisa menggeliatkan ruang-ruang kreatif dengan atau tanpa dukungan kuasa.…
-
Panas Dingin Hubungan Indonesia-Malaysia dari Politik, Budaya Hingga Olahraga
Oleh : Randy Hendrawanto Malaysia adalah negara tetangga Indonesia, dipisahkan oleh lautan dan daratan, negara tetangga kita tersebut membentang di Semenanjung Malaya dan di utara Pulau Kalimantan. Malaka, Serawak dan Sabah adalah wilayah bekas jajahan Inggris yang akhirnya bersatu dibawah Negara Federasi Malaysia saat itu. Awal ketegangan disaat Kerajaan Inggris yang ingin memberikan kemerdekaan kepada…
-
Mengenal Festival Kampung Langai Situbondo
Oleh : Panitia Fastival Kampung Langai Mengapa ingin membuat kegiatan festival di kampung Langai? Kami ingin menyatukan teman-teman yang sering berkumpul di rumah baca Damar Aksara untuk berkarya bersama. Sekaligus mengedukasi mereka, tidak dalam arti menggurui, tetapi untuk membuat sesuatu berdasarkan kemampuannya sendiri. Teman-teman dirangsang kesadaran dirinya untuk belajar berpikir, menyampaikan idenya, memenuhi kebutuhannya, menghadapi…