Menyuburkan Dakwah Islam di Amerika Melalui Novel

Oleh
: M Ivan Aulia Rokhman
Tanggal
11 September 2001 ada sejarah dunia baru. Di mana sebuah guncangan hebat yang
mengakibatkan hubungan Amerika dan Islam renggang. Itulah hari yang dikerap
disebut Black Tuesday atau selasa yang kelam. Karena pada saat itu terjadi
sebuah pembajakan pada dua pesawat oleh orang yang mengaku beragama Islam guna
menghancurkan gedung WTC (World Trade Center) New York, Amerika Serikat.
Inilah
awal mula yang kemudian membuat warga Amerika semakin menilai Islam sebagai
agama harus diberantas, karena memiliki misi jahat dengan melakukan aksi teror.
Islam kemudian disebut sebagai agama teroris dan masyarakat menjadi sangat
antipati dengan hal-hal yang berbau Islam. Seperti tidak menyukai pembangunan
masjid juga tidak senang dengan orang-orang yang berhijab.
Fenomena
Islamphobia ini adalah buncah kegamangan Barat terhadap doktrin agama pun.
Tragedi itu membuat trauma 1.000 tahun yang belum tuntas sirna, seperti
digerojok tambahan 1.000 tahun lagi. Entahlah siapa datang di balik peristiwa
memilukan itu (hal 47-48). Kisah itu menjadi benang merah dalam perjalanan
hidup Hanum dan Rangga yang saat itu harus tinggal di Amerika. Hanum yang
bekerja sebagai wartawan di Wina mendapatkan tegas untuk meliput peringatan 1
windu tragedi 11 September di mana Gerturd memberi tema “Apakah dunia lebih
baik tanpa Islam?” dan Rangga kebetulan melakukan riset untuk tugas S3-nya.
Sejak
kejadian tersebut banyak orang mengutuk Islam, dan memberikan stempel kepada
Muslim. Awalnya, Hanum menolak tugas ini. Karena, tentu saja sebagai Muslimah
dia tidak ingin melakukan sesuatu yang malah memojokkan dan menjelekkan
agamnya. Namun, Gesturd memaksanya bahwa dengan dia melakukan liputan ini, maka
dia juga bisa berupaya bahwa ternyata dengan Islam dunia akan menjadi lebih
baik. Hanum mencoba merenungkan, dia berpikir, bahwa ini bisa menjadi agendanya
sebagai agen muslim yang baik, hingga akhirnya dia setuju dengan rencana
penugasannya. Ternyata, Rangga juga mendapatkan tugas dari Reinhard untuk ke
Washington DC, untuk presentasi hasil risetnya tentang sedekah dan tugas
utamanya untuk bertemu dengan Philipus Brown.
Maka
terbanglah mereka ke Amerika serikat dengan tugasnya masing-masing, juga
keinginan ada waktu untuk senang-senang berdua. Hanum meliput demostrasi
pembangunan Masjid di Ground Zero. Dia berhasil bertemu dengan Jonas, pemimpin
demonstrasi. Namun, demonstran tidak bisa diatur, sehingga menjadi bentrokan
dengan polisi. Hanum berada ditengah-tengah kerusuhan, hp-nya hancur, dan dia
pun terluka. Sedangkan, Rangga masih menunggu dan tidak bisa menghubungi Hanum.
Awalnya,
Julia tidak mau menjadi narasumber bagi Hanum. Namun, setelah memikirkan ulang,
akhirnya Julia mengiyakan. Bahkan, dengan menjadi narasumber inilah akhirnya
apa yang dia cari selama ini hingga menjadi kurator di Museum 11 September, dia
temukan. Abe menjadi pahlawan bagi orang terkenal nan kaya di Amerika.
Adalah
Philipus Brown, bos dari Joanna istri Jones. Joanna merekomendasikan Abe
sebagai pengawai baru di perusahaan Brown. Nah, disinilah kisah bertaut. Pada
saat 11 September 2001, Brown, Joanna, dan Abe. Bertiga turun dan keluar dari
perusahaan. Orang rebutun keluar, Abe mengusulkan alternatif memakai lift,
namun akhirnya yang bisa selamat hanya Brown.
Novel
ini dibangun dengan konsep serendipity, yakni konsep serba kebetulan yang mengindahkan
ceritanya. Namun, terlepas dari aktual atau tidaknya sejarah dan fakta ilmiah
yang diungkap, yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil manfaat dari
novel ini. Di sisi lain ada juga selipan pesan tentang bagaimana membangun
hubungan yang baik antara suami dan istri. Yaitu selalu menjaga komunikasi dan
saling pengertian.
Info Buku
Judul
: Bulan Terbelah di Langit Amerika
Penulis
: Hanum Salsabiela Rais & Rangga Alhamahendra
Penertbi
: Gramedia
Cetakan
: Pertama, Desember 2016
Tebal
: 348 halaman
ISBN
: 978-602-03-3676-3
Biodata Penulis
M
Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki
berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada
Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya
dan Anggota UKKI Unitomo.
Nomor
Telp/WA : 083854809292
Email
: rokhmansyahdika@gmail.com
Facebook
: M Ivan Aulia Rokhman
Alamat
Korespondensi : Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur,
60117.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Buku Ulas

Senyum Karyamin: Perihal Kesederhanaan

Buku Resensi Ulas Wardedy Rosi

Resensi: Distopia dalam Fiksi Individutopia

Cerpen Depri Ajopan

Cerpen: Cerita Orang-orang Masjid

Apacapa covid 19 Marlutfi Yoandinas

Di Tengah Pandemi Kita Bisa Apa?

Apacapa Sejarah Situbondo

Diskusi Penyelamatan Cagar Budaya: Sebuah Ikhtiar Membuka Mata Pemerintah Situbondo

Aprilia Dwi Nur Hartanti Buku Resensi Ulas

Resensi: Aku Tak Membenci Hujan

Apacapa

Muscab DPC PKB Situbondo Angkat Tema Partai Advokasi

Ika Wulandari Ngaleleng

Panduman, Membuatku Jatuh Cinta Pedalaman

Buku Kim Al Ghozali AM Ulas

Resensi Buku : Ruang Kelas Berjalan Karya M. Faizi

Cerpen Moh. Jamalul Muttaqin

Cerpen: Tentang Pelangi

Apacapa T. Rahman Al Habsyi

Menjadi Hamba: Membesarkan Allah, Mengerdilkan Diri

Esai Muhammad Badrul Munir

Zaidi dan Kisah Seorang Wali

Apacapa

Kayumas Bersastra: Menjadi Tua yang Menyenangkan

Apacapa Baiq Cynthia

Angin yang Berembus Rumor Mantan di Bulan Agustus

Uncategorized

Sarapan Praktis Tidak Ribet

Apacapa Musthofa Zuhri

Kisah Kenang dalam Jasa Sahabat

Apacapa Imam Sofyan

Aku, Polisi dan Buku

carpan Fendi Febri Purnama Madura

Carpan: Sè Ronto

Ahmad Zaidi Alexong Haryo Pamungkas

Alek Melle Buku: Jangan Salahkan Masyarakat Soal Minat Baca Rendah

Apacapa

Agus Rajana: Selamat Jalan Pendekar Musik Madura