Merayakan Literasi

Delapan hari sebelum acara Festival Literasi Situbondo digelar, sebenarnya sudah ada pameran buku di halaman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Situbondo.

Kehadiran Gramedia di kota yang sedang giat merakit masa depan ini bisa dikatakan membawa hikmah tersendiri. Mereka hadir bukan sekadar menjual buku, tetapi juga menjadi resep tambahan untuk menarik banyak orang datang ke acara FLS kemarin.

Mungkin sebagian masyarakat mengira hanya ada satu hal menarik dari acara yang berlangsung selama lima hari itu: membeli buku-buku terbitan Gramedia. Ya, memang, Gramedia telah menjadi salah satu penerbit yang cukup familiar dan mudah diingat. Orang-orang yang membeli buku di sana seolah mendapat label tersendiri orang yang suka membaca.

Padahal, sejak hari pertama saja sudah terlihat jelas antusiasme masyarakat. Mereka datang dan berlama-lama di dalam tenda, melihat-lihat, menuntaskan rasa penasaran yang seolah tak berkesudahan. Tentu bukan hanya stan Gramedia yang mereka datangi, sebab delapan stan yang tersedia memiliki keistimewaan masing-masing. Termasuk dua stan penerbit lokal yang digabung menjadi satu.

Setiap pengunjung yang melangkahkan kaki ke pintu masuk tenda pasti akan merasa seperti berada di ambang pintu surga. Bukan surganya orang beriman, melainkan surganya para pencinta pengetahuan.

Di lorong-lorong tenda itulah, surga yang mereka rasakan keindahannya semakin meletup-letup merasuki jiwa. Penglihatan mereka dimanjakan oleh deretan foto sampul buku yang dipercantik dengan lampu-lampu kecil di atasnya. Banyak pengunjung lalu berfoto di sana—mengabadikan momen sekaligus memamerkan buku-buku lokal di media sosial mereka.

Bangga? Tentu saja. Seusai acara pembukaan, Mbak Ulfi, Wakil Bupati Situbondo, bersama beberapa pejabat OPD, dengan antusias berjalan mengitari arena tenda cukup lama. Berbincang proses kreatif, bertanya, berfoto, membeli buku dan produk lokal lalu berfoto lagi.

Siangnya, dilanjut dengan kegiatan bincang buku “Hikmah Hati” karya Samsul Arifin. Buku yang mengajak kita semua untuk mengenal lebih dalam kebiasaan para Masyaikh-Masyaikh melalui pendekatan psikologis. Selain itu kita akan diajak mengenal kembali para pendahulu yaitu KHR As’ad Samsul Arifin, bukan hanya sebagai tokoh pahlawan tapi sosok yang turut merawat keilmuan dengan karya tulis baik tentang ekonomi atau syiir yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

Malam harinya, suasana dilunakkan dengan musik santai dari adik-adik SMA 2 Situbondo. Panitia yang tenaganya nyaris habis pun seolah mendapat napas baru. Meski tahu keesokan harinya mereka akan kembali lelah, bukankah berlelah-lelah demi menambah nilai bagi kota tercinta adalah bentuk perjuangan yang indah?

Itu baru hari pertama, loh. Masih ada empat hari berikutnya yang tak kalah menarik dan inspiratif.

Gimana? Puas dengan acara Festival Literasi kemarin?
Kalau iya, yuk, usulkan lagi kegiatan serupa kepada Mas Bupati yang baik hati.

Penulis

  • Ihsan lahir pada tanggal 11 Juni 2000 di Situbondo, Jawa Timur. Menyelesaikan pendidikan formal di Fakultas Tarbiyah Universitas Ibrahimy. Dirinya memang suka menaruh perhatian pada kepenulisan. Sebab menurutnya, bertemu bersama orang yang dapat memberikan pengetahuan lebih berharga dalam hidupnya daripada bertemu dan duduk bareng dengan orang-orang yang hanya ingin menuntaskan segala bentuk kepentingan.  IG @Cchaann__


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

carpan Helmy Khan Totor

Carpan: Sapo’ Mardha

Agus Hiplunudin Buku Ulas

Filsafat Politik Plato dan Aristoteles

Mored Moret Vidi Ratnasari

Puisi: Lekas Pulih Bumiku dan Puisi Lainnya

Apacapa

Solois dan Gejala Sosial

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Terima Kasih Situbondo

Irma Muzaiyaroh Puisi

Puisi – Sang Bayu

Apacapa Iip Supriatna

Tantangan Pendidikan di Era Millenial

Buku Junaedi Ulas

Ulas Buku: Reka Ulang Tata Ruang dan Ruang Tata Desa

Apacapa MA Marzuqin

Apacapa: Ngobrolin Gus Dur: “Gus Dur, Sastra dan Wanita”

Alex Buku Ulas

Membaca Dawuk : Kisah Kelabu Dari Rumbuk Randu

Apacapa Esai Haryo Pamungkas

Komitmen Literasi untuk SDM Unggul

Apacapa

Wisata Kampung, Kampungan?

Apacapa Esai Latif Pungkasniar

Plakat, Kongko, dan Sekawanan Penulis

Cerpen Levana Azalika

Kutu dan Monyet

Apacapa Setiya Eka Puspitasari

Potret Kemiskinan Di Balik Gemerlap Ibu kota

Ahmad Radhitya Alam Puisi

Travesti dan Puisi Lainnya Karya Ahmad Radhitya Alam

Agus Yulianto Puisi

Puisi – Wajah Petani

fulitik masrio

Relawan Mas Rio Bagikan 50 Ribu Kalender Patennang untuk Masyarakat Situbondo

Apacapa Madura

Rèng Lakè’ Pernah Alebhele

Apacapa Elsa Wilda

Islam Aboge Onje Purbalingga Menurut Perspektif Sosiologi Agama Dasar