Puisi : Hujan yang Merenung dan Puisi Lainnya Karya Rizal Fathurrohman


Puisi-puisi Rizal Fathurrohman

Di
Tebing senja orang-orang Breksi
berjalan di jalan
yang sedikit bermata
matahari senja.
Orang-orang mulai gusar dengan berhenti
di rambu-rambu
warna hijau
banyak matahari
sore yang baru tahun ini
seperti
senja(ta)mu kemarin
yang mengoyak
hari-hari terkahir sukmaku. Yang nampak
indah di matamu
dibanding senja
yang dulu pernah kita lihat bersama
di batu batu, di
tanah-tanah tinggi
tepatnya di
sela-sela kabut dan awan yang saling berkejaran
kini matamu
dengannya melihat senja yang baru
tapi mataku rabun
melihat senja(ta)mu
berjalan di jalan
yang sedikit bermata
matahari senja.
Orang-orang mulai kembali berjalan
di rambu-rambu
warna hijau
banyak matahari
sore yang baru tahun ini.
2019

N#D1
aku tersungkur di
puing-puing
darah dan ingatan.
Aku terasing di belantara kenangan
yang dalam yang
jauh, yang dalam yang jauh
dari kesempurnaan
2019
Cerita
tentang suasana yang berbicara
ketika dikatakan
oleh angin. Angin berkata
sebelum dunia
lahir
aku lebih dulu ada
di setiap lalu lalang
udara. Ketika
dikatakan oleh malam
malam berkata
sebelum senja itu
tenggalam di balik matamu
kita pernah
melihatnya
bersama. Ketika
dikatakan oleh hujan
hujan berkata
sebelum gerimis
membasahi tubuhmu
kita pernah kering
di suatu
sudut waktu.
Ketika dikatakan oleh sunyi
sunyi berkata. Di
setiap lalu lalang angin
berjalan bersama
udara
malam dan hujan
menjelma
sepi yang kemudian
kunamai sunyi
2019
Hujan
yang merenung
masih adakah yang
akan kautanyakan
tentang kebahagiaan?
Hujan masih menitik pelan
di waktu yang
sesaat sebuah daun tak berdaya bercakap
kepada siang yang
hujan di bawah langit-langit harapan
kembalilah dengan
hujan yang selesai, merintik
kepada anak-anak
kecil dalam dirimu yang bermain
masak-masakan
hingga kau bahagia
barangkali kita
tak perlu menjadi dewasa
masih disini?
Betapa indahnya gelap
betapa indahnya
gelap yang menjadikan mendung hingga datangnya
hujan-hujanan,
yang membawa kita
kembali di masa
kau bahagia dan aku belum ada
2019

Terlalu
percaya diri
dan malam, kembali
senja berlari
menjauh
sunyi menghampiri
dan pagi, kuharap
segara bersemi
2019
Biodata  Penulis
Rizal
Fathurrohman,
biasa dipanggil growol seorang santri dan
pengaduk buku. Saat ini ia tinggal di Jogja. Pekerjaan tetapnya adalah
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.
Bisa
ditemui di @growolsukiprik. Alamat Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah Email   : rizalfathurrohman0@gmail.com

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Covid Irene Dewy Lorenza Puisi

Puisi: Pandemi

Apacapa Catatan Perjalanan Uncategorized

Daun Emas Petani

takanta

Setahun Takanta ID

Buku Moh. Imron Ulas

Guru Ngaji Langgar; Warisan Nusantara

Apacapa fulitik melqy mochammad marhaen

“Karpet Merah” Rakyat Situbondo

Buku Kholil Rohman Resensi Ulas

Resensi: Kambing dan Hujan

Polanco S. Achri Puisi

Puisi: Di Belakang Pondokan Teringat Du-Fu

Apacapa Iip Supriatna

Keharmonisan yang Menghilang di 2019

Apacapa Bayu Dewo Ismadevi

Menyiapkan Generasi yang Hebat

Mored Moret Vidi Ratnasari

Puisi: Lekas Pulih Bumiku dan Puisi Lainnya

Buku Nurul Hasan Ulas

Ulas Buku: (Sekarang) Dungu Lebih Baik

Apacapa Baiq Cynthia

Kepingan Kenangan di Kota Santri Situbondo

Apacapa Baiq Cynthia Wisata Situbondo

Panasnya Kota Situbondo dan Kerinduan Pangeran Kesepian

Buku M.A. Rahman Hakim Ulas

Ulas Buku: Mendidik dan Menjaga Psikologi Anak

Irman Lukmana Puisi takanta

Puisi: Tiga Cangkir Kopi untuk Pacarku

Buku Resensi Thomas Utomo Ulas

Resensi: Menyemai Empati kepada Kaum Papa

Apacapa

Patung Letnan Nidin dan Letnan Soenardi, Hanya Pajangan Belaka (Bagian I)

Ahmad Zaidi Apacapa Esai

Puthut Ea, Komunitas dan Hutang yang Dilunasi

Buday AD Puisi Sastra Minggu

Puisi: Melepas Air Mata

apokpak Cerpen N. Fata

Cerpen : Nanti Kutukar Cincin Pemberian Ibumu itu