Puisi Mored: Pergi Tanpa Kembali dan Puisi Lainnya

Oleh: Halimatussa’diah*

Pergi Tanpa Kembali
Aku
Seseorang
yang menanti jawaban tak pasti
Percaya
pada detik yang kupercaya telah menanti
Namun
kala itu
Dengan
mudahnya kau tancapkan belati
Merobek
rasa yang masih dini
Kini
Kupersilahkan
engkau pergi
Tanpa
kata
selamat tinggal untuk
mengenang jati diri
Bukan Duniamu
Teriak
dalam keheningan
Menjadikan
dunia sebagai pelampiasan
Ceritakan
apa yang telah terjadi dalam hitungan jari
Lukiskan
dalam kanvas langit yang bersajak rindu
Bukan
diam apalagi membisu
Setelah
itu
Pergilah
Tinggalkan
dirimu di masa lalu
Duniamu
bukan disini
Keluarlah
dari kekangan diri yang dini
Lalu
buktikan bahwa kau tak sendiri
Purnama Malam
Hening
dalam kebisuan
Layaknya
malam yang mencekam
Mencekik
ribuan kerinduan dalam genggaman malam
Ah
Tahukah
kamu
Malam
ini indah karena sang rembulan
Cahayanya
mampu membisikkan kerinduan
Menceritakan
apa saja yang telah berjalan
Cahayanya
seakan bergumam
Mengatakan
โ€œNikmati
malam ini dengan sejuta rasa yang terpendamโ€
Bukan Kita
Siapa
diri ini dalam dirimu?
Tentu
aku tak tahu
Jika
kau bertanya siapa dirimu dalam diriku?
Maka  aku menjawab, dirimu adalah diriku
Sebuah
definisi dalam artian โ€œkitaโ€
Kita
tak sama dengan kita yang lain
Dirimu
dengan diriku
Diriku
dengan diriku
Kita
hadir bukan untuk bersatu
Melainkan
melebur bagai debu
Berpisah
Lalu
terbang jauh ke angkasa
Renungkan
Termenung
dalam keheningan
Pejamkan
mata dalam kesunyian
Rasakan
Bagaimana
nasibmu sekarang
Sunyi,
sepi, tak tentu arah
Bagai
debu yang terseret jauh melayang
Tanpa
tujuan
Tanpa
sandaran
Tak
apa
Kau
tak sendirian
Karena
kau bersama Tuhan
Diamlah,
tugasmu hanya berjala
________________
*) Penulis adalah siswi SMA Ibrahimy Sukorejo, asal Trebungan, Mangaran, Situbondo.

Penulis


Comments

Satu tanggapan untuk “Puisi Mored: Pergi Tanpa Kembali dan Puisi Lainnya”

Tinggalkan Balasan ke Unknown Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen Haryo Pamungkas

Kota yang Bernama Kata

Mareta C. Widodo Mored Moret

Puisi Mored: Senapan Pak Nidin dan Puisi Lainnya

Cerpen Kiki Sulistiyo

Cerpen: Batu Bolemeta

Apacapa Nanik Puji Astutik

Menjadi Perempuan Cerdas di Era Milenial

Apacapa Muhammad Lutfi

Tiga Dekade Upaya Liverpool Melepas Jerat Kutukan

Uncategorized

Semarak Hari Kartini, Emak-emak dan Tim Patennang Gelar Diskusi Publik

M Firdaus Rahmatullah Mored Moret Puisi

Gunung Ringgit dan Puisi Lainnya

Indra Nasution Prosa Mini

Prosa Mini – Perbincangan Kakek dengan Pemuda

Apacapa Imam Sofyan

Sastra, Buku dan Tanah Air Yang Hilang

Mundzir Nadzir Puisi

Puisi: Kembara Rindu

Apacapa Fendi Febri Purnama

Kolong Situbondo: Ada yang Beda pada Diksi Bahasa Madura di Situbondo #1

Esai Mohammad Farhan

Harjakasi Nasibmu Kini

Esai Hayyi Tislanga

Berperan Tanpa Perasaan

Agus Widiey Puisi Madura

Puisi Madura: Dika Kodu Tao Karya Agus Widiey

Apacapa Esai Halimah Nur Fadhilah

Kemajuan Teknologi Dalam Dunia Pendidikan

Achmad Al-Farizi Apacapa Esai

Lagu Aisyah Istri Rasulullah: Sisi Romantis Keluarga Muhammad

Apacapa Moh. Imron

Ahmad Muzadi: Selamat Jalan Kawan, Karyamu Abadi

Cerpen Nur Dik Yah

Cerpen: Sepasang Pemburu di Mata Ibu

Apacapa Qunita Fatina

Analisi: Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono

Cerpen Muhtadi ZL

Cerpen: Dengan Rasa