Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana: Rumah Pak RT

 

RUMAH
PAK RT

 

1//

Dekat
pohon-pohon bambu

Angin
melamban pelan

menyusuri
gang-gang rumah.

Dekat
pohon bambu itu

Rumah
Pak RT berdiri sederhana.

2//

Suatu
ketika, rumah Pak RT

dikerumuni
warga.

Warga
yang datang penuh persoalan.

Persoalan
perselingkuhan, persoalan surat cerai

sekaligus
persoalan hak waris.

3//

Di
rumah Pak RT

Ada
satu yang hanya membawa masalah

dengan
nada sedih dan kebingungan

Ia
berkata

“Masalahku
sederhana”

“Aku
ingin minum dan menikmati teh dengan sederhana”

(2022)

 

 

 

PENGGEMBALA
DOMBA

 

Dengan
awan yang mengulur bayang

Pukul
sepuluh lebih,

Angin
semilir menggerakkan rumput ilalang

Air
bergerak pelan-pelan

pergi
ke suatu tempat.

 

Di
tempat itu; dekat sungai

Penggembala
itu;

terdiam
mengawasi domba-dombanya

makan
dan bersenang-senang.

 

Di
tempat itu; dekat sungai

Penggembala
berteduh di bawah payung

Sekali-kali
ia melemparkan batu kecil ke sungai.

 

Lama-kelamaan,
ia kelelahan;

Lalu
terlelap. Meninggalkan domba-dombanya

menyusuri
arah sungai.

 

Lalu,
domba-domba itu kembali

Menjilat
pipi penggembala.

Seraya
memberi isyarat;

“Waktunya
pulang, dan”

“Segeralah
menunaikan ibadah shalat”

 

Waktu
itu pukul dua belas lebih.

(2022)

 

 

 

AKU
DAN TETANGGA

 

1//

Sederhananya,
dulu kita sering berbincang

Dari
mulai hal-hal remeh temeh,

hingga
hal-hal serius.

Seperti
berbincang “Hidup ini untuk apa?”

Pertanyaan
sederhana itu, menjadi

panjang
jika dibicarakan.

2//

Duduk-duduk
depan rumah.

Menghirup
debu jalanan;

bisa
jadi dari sekian obrolan,

kita
sesekali merefleksikan hal-hal sederhana.

Bisa
juga, kita menyisipkan obrolan puisi

yang
ditulis Sapardi Djoko Damono. Puisi yang begitu indah

3//

Detak
jam bergeser pelan.

Angin
pelan-pelan bersembunyi di daun beringin.

4//

Suatu
ketika; kita tak pernah berjumpa lagi

Kita
sama-sama bersembunyi

di
antara baris-baris keinginan, atau cita-cita kita. (2022)

 

 

 

IBU
GURU MENGAJAR

 

Di
sebuah ruangan

Angin
melewati jendela

Sedangkan
Ibu guru mengajar

Setiap
kursi mempunyai

mimpi-mimpi
yang harus dipupuk.

 

Ibu
guru mengajar, pelajaran bertema mimpi

Sekarang
matahari begitu terik.

Salah
seorang murid berucap

“Mana
bisa aku bermimpi di siang ini”

(2022)        

 

 

MENJELANG
MAGRIB

 

Empat
pohon akasia berdiri gagah

di
bawah langit menjelang magrib.

Empat
burung gereja

terbang
pulang ke sangkar.

Angin
pun bersembunyi dimana.

Lampu-lampu
merkuri menyala,

Anak-anak
berlari

berlomba
untuk sesampai di masjid.

(2022) 

 

 

 

TEMPAT
TIDUR

 

Seharian
bekerja. Berangkat

sedari
pagi pulang sore hari.

Encok,
pegal-pegal dan

pikiran
pusing menjadi keseharian.

 

Pagi
hari. Berangkat penuh kepanikan.

Jalanan
rusak. Berhenti di lampu merah empat kali.

Jalanan
macet di perempatan kota.

Akibatnya
terlambat kerja.

 

Sore
hari. Pulang kerja,

lelah
sudah melekat di tubuh. Luka

pikiran
tugas menumpuk.

 

Sesampai
di rumah. Makanan

di
dapur habis.

Rumah
berantakan. Tubuh lelah.

 

Pukul
19.00 WIB setelah shalat isyak

Tempat
tidur menggoda, mungkin

rekreasi
ternyaman adalah tidur.

Pagi
hari bangun.

Melakukan
kegiatan yang sama.

Pagi
berangkat dengan kepanikan

Sore,
pulang penuh luka

Malam,
melihat kasur penuh semangat

Jadi,
tak sempat menikmati makan.

Selamat
istirahat.

(2022)

 

 

 

MELIHAT
ANAK GEMBIRA DAN MURUNG SEWAKTU DI KELAS 

 

1//

Waktu
pagi, anak-anak gembira

memasuki
halaman sekolah.

Anak-anak
sempat main-main sama temannya

dari
mulai lari-larian, bermain bola

hingga
bercerita akhir pekan.

2//

Selepas
bel atau lonceng berbunyi

Anak-anak
itu berucap

“Yah,
sudah masuk saja”

“Padahal
baru saja main”

3//

Di
dalam kelas

Tersusun
papan tulis yang bersih

Kursi
& meja sebanyak lima belas

Papan
informasi yang masih kosong

Dan,
mimpi-mimpi anak yang harus tetap dipupuk.

4//

Sewaktu
pelajaran di mulai;

Anak-anak
kelihatan lesu.

Satu,
dua, tiga anak berucap

“Masih
ngantuk Bu..”

“Pingin
tidur”

5//

Siang
hari pukul 10.00 WIB

Anak-anak
di kelas sudah ribut. Ingin main,

Wali
kelas atau guru yang mengampu tidak memperbolehkan.

Anak-anak
disuruh duduk.

Lalu
anak-anak murung di dalam kelas,

Sebab
waktunya dirampas.

(2022)

 

 

 

TENTANG PENULIS

Ilham
Wiji Pradana. Anak Dari Seorang Ibu Tinggal di Desa. Lahir dan berkarya
di Pati, Jawa Tengah. Alumnus IAIN Kudus, Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Islam. Buku pertama ialah Kumpulan puisi “Dalam Satu Ruang Kehidupan” (2021).
Dapat di sapa melalui Akun Ig : ilham_wiji.


ILUSTRATOR

@Anwarfi, alumni DKV Universitas Malang tahun 2017,
freelance designer, owner @diniharistudio Situbondo.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Musyafa Asyari Resensi

Rendezvous!: Sebuah Pertemuan yang Memancarkan Keindahan

Indra Nasution Prosa Mini

Daya Kritis yang Hilang

Buku M Firdaus Rahmatullah Ulas

Ulas Buku: Cerita-cerita Kemanusiaan Orang-orang Oetimu

M. Najibur Rohman Resensi

Resensi: Surat-surat Bukowski tentang Menulis

Esai Mohammad Farhan

Harjakasi Nasibmu Kini

Ahmad Sufiatur Rahman Apresiasi

Puisi Relief Alun-Alun Situbondo

Apacapa Arsip Situbondo Sastra Situbondo Totor

Zikiran Madura Situbondo Setelah Azan (Bagian 1)

Alexong Cerpen Hana Yuki Tassha Aira

Cerpen: Waktu yang Pecah di Balik Pintu

Ana Khasanah Buku Ulas

Ulas Buku: Mengabdi Adalah Seni Menjelajahi Diri

Apacapa Musik Nafisah Misgiarti Situbondo Ulas

Ghu To Ghu dan Makna Perjalanan

Buku Ulas

Sunyaruri; Hantu-Hantu Kesunyian

Cerbung Fikri Mored Moret

Cerbung: Fikri dan Kisah-Kasih di Sekolah (Part 5)

Pantun Papparekan Madura Sastra Situbondo

Pantun Madura Situbondo (Edisi 2)

Apacapa Kampung Langai Situbondo

Abâli Polè Ka Kampung Langai

Ahmad Radhitya Alam Puisi

Travesti dan Puisi Lainnya Karya Ahmad Radhitya Alam

Alifa Faradis Cerpen

Cerpen: Pisau Takdir

Andi Fajar Wangsa Puisi

Teka Teki dan Puisi Lainnya Karya Andi Fajar Wangsa

Erliyana Muhsi Puisi

Puisi: Telanjang Pudar Karya Erliyana Muhsi

Puisi Raihan Robby

Puisi: Di Luar Rencana

Fela Dila Mai Carolin Puisi

Puisi: Undangan Baru untuk Kekasih Lama