Resensi: Teka Teki Rumah Aneh

 

Oleh:
Putri Oktaviani

BLURB

Seorang
kenalan ingin membeli rumah seken di Tokyo dan memperlihatkan denah rumahnya
padaku karena merasa ada yang ganjil. Sekilas, rumah ini kelihatan seperti
rumah-rumah lain pada umumnya dengan interior yang luas dan terang. Namun,
ketika mencermatinya baik-baik, aku mendapati bahwa memang ada keanehan di
sana-sini.

~

Novel
misteri thriller kali ini adalah novel pertama yang saya baca dengan karakter
tokoh utama ‘Aku’ yang tidak teridentifikasi namanya. Awalnya saya berpikir
bahwa novel ini akan menjadi plot twist-nya, tapi nyatanya tidak.

Seorang
kenalan bernama Yanaoka-san menghubungi tokoh ‘Aku’ yang memperlihatkan rumah
seken di Tokyo, karena menurutnya ada yang ganjil. Ada ruangan misterius di
lantai satu dekat dapur yang tidak ada pintunya. Tetapi di denah, ruangan itu
terlihat ada. Karena hal itu, Yanaoka-san tidak jadi
membelinya. Kemudian, tokoh ‘Aku’ mulai mendiskusikan soal denah rumah aneh ini
kepada kenalan arsitektur bernama Kurihara.

(sumber: Denah di Novel Teka-Teki Rumah Aneh)

Pada bagian awal-awal cerita, pembaca disuguhi
oleh percakapan-percakapan berbentuk dialog dengan asumsi liar tokoh ‘Aku’ dan
Kurihara yang menurut saya gila. Seolah pembaca disuruh berpikir bahwa asumsi
mereka benar-benar nyata, yaitu Rumah Aneh yang sengaja dibangun untuk membunuh
seseorang melalui perantara anak di bawah umur tanpa tahu motifnya.

Tidak hanya Kurihara yang menjadi partner diskusi
tokoh ‘Aku’. Pada bab berikutnya muncul karakter lain yang menjadi partner
diskusinya, yang merupakan seorang pembaca artikel tokoh ‘Aku’ yang katanya
tahu tentang rumah aneh ini. Kemudian, ada saatnya mereka bertiga akhirnya
berdiskusi bersama. (Jujur bagian ini seru banget, karena tampilan teks
berbentuk dialog, jadi serasa ingin ngegosip juga :D)

Novel berjumlah 224 halaman ini tidak sepenuhnya
adalah narasi. Di setiap bab ada gambar denah yang selalu diulang, yang membuat
pembaca terkadang tidak perlu kembali ke halaman awal. Selain denah, penulis
melampirkan bagan silsilah keluarga yang menurut saya cukup memusingkan ketika dibaca
narasinya.

Novel ini sangat unik. Selain ditulis oleh
seorang Youtuber yang memiliki gaya bercerita to the point, juga tidak
adanya kehadiran detektif yang biasanya dijumpai dalam novel-novel bergenre
misteri thriller. Sepemahaman saya, tokoh ‘Aku’ merupakan jurnalis yang suka
menulis artikel tentang misteri di websitenya.

“Sekilas,
rumah ini memang kelihatan seperti rumah-rumah lain pada umumnya. Namun, jika
mencermatinya baik-baik, kau akan menyadari keanehan di seluruh bagian rumah.”

Itu
adalah salah satu kutipan dalam novel ini yang membuat saya waspada terhadap
kelanjutan ceritanya. Mengingat crime Jepang sangat tidak mentolerir
pembacanya. Tetapi tidak ada yang membuat saya lebih merinding ketika
denah-denah rumah berikutnya ditampilkan, beserta kesaksian-kesaksian tokohnya.
Sehingga saya cukup mencemaskan tokoh ‘Aku’ di bagian akhir cerita.

Kelemahan
dari novel ini menurut saya adalah pada bagian menjelang penutupan cerita.
Pembaca yang awalnya bersemangat menuntaskan novel ini dengan cepat, menjadi
kepusingan ketika membaca silsilah keluarga yang seharusnya menjadi Bom pada
novel ini. Banyaknya nama tokoh di akhir cerita yang tak memungkinkan saya
untuk paham, tapi dipaksa untuk mencernanya agar sampai pada akhir cerita.

Selebihnya,
tidak ada masalah lagi menurut saya tentang novel Teka Teki Rumah Aneh ini.
Novel yang patut dibaca oleh pembaca pemula genre misteri thriller dan bisa
dibaca sekali duduk.

 

 

TENTANG
PENULIS

Putri
Oktaviani lahir di Tangerang pada tahun 2000. Penikmat fiksi thriller dan
misteri ini senang menulis novel dan cerpen. Aktif di sosial media Instagram
@putri.oktavn. Beberapa karya tulisnya dimuat di paltform digital, media
online, koran, dan majalah. Cerpennya berjudul Setelah Ledakan berhasil
Juara 1 dalam event Cerpen Loka Media

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tips/Trik

Sabun Mandi Bisa Membuat Kulit Kering, Fakta atau Mitos?

Apacapa Nanik Puji Astutik

Menjadi Perempuan Cerdas di Era Milenial

Puisi Rahmat Akbar

Puisi : Doa Awal Tahun dan Puisi Lainnya Karya Rahmat Akbar

Apacapa fulitik melqy mochammad marhaen

Mengapa Muncul Mas Rio “Patennang”?

Apacapa Syaif Zhibond

Tak Perlu Memperkuat Kemanusiaan Generasi Digital

Mahadir Mohammed Puisi

Puisi: Puing Hampa

fulitik hans

Beginilah Cara Mas Rio Main Serius: Investor Global Datang, Rakyat Tetap Pegang Kendali

Buku Ratna Hamidah Resensi Ulas

Resensi: Midnight Diaries

Ahmad Zaidi Cerpen

Cerpen : Sebuah Hujan dan Guguran Kesedihan Karya Ahmad Zaidi

Buku H.O.S. Tjokroaminoto Indra Nasution Ulas

Ulas Buku – Islam dan Sosialisme karya H.O.S. Tjokroaminoto

Resensi Ulas

Tanah Surga Merah: Menikmati Kritikan yang Bertebaran

Febrie G. Setiaputra Resensi

Resensi: Sunyi di Dada Sumirah

Andhy Kh Cerpen

Cerpen : Hujan di Paris Karya Andhy Kh

Apacapa Esai Imam Sofyan

Wisata Perang: Gagasan Brilian Sang Bupati

Ahmad Zainul Hamli Apacapa Catatan Perjalanan

Malam ini Milik Kita Berdua

Cerpen M Ivan Aulia Rokhman

Cerpen : Kehilangan Tas di Kota Pasundan Karya M Ivan Aulia Rokhman

Puisi Syafri Arifuddin Masser

Puisi: “Status 1: Apa yang Anda Pikirkan?”

Aris Setiyanto Puisi

Puisi: Pendaki

Apacapa Imam Sofyan

Pak Kepala Desa, Belajarlah dari Film Dunia Terbalik!

Apacapa Indra Andrianto

Takdir dan Hal yang Tiada