Tiga Dekade Upaya Liverpool Melepas Jerat Kutukan

“Tuhan
tidak akan memberi ujian melebihi kemampuan hambanya”



Oleh: Muhammad Lutfi* 


Barangkali
itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kesetian dan kesabaran fans
liverpool saat ini. Selama tiga dekade sejak terakhir kali menjuari liga pada
tahun 1990, dewi fortuna seakan tidak mau mengulurkan tangan kepada Liverpool
dan mengantarkannya kembali menapaki tangga juara.
Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Butuh kesetian dan kesabaran ekstra bagi fans Liverpool untuk dapat
melihat tim kesayangannya kembali meraih gelar juara.
Kini harapan dan penantian
itu telah berbuah manis.
Kekalahan
Mancester City
dari Chelsea
pada pekan
ke
31 turut memantapkan
Liverpool di puncak klasemen dan melepaskan diri dari kejaran Mancester City
dengan selisih 23 poin  dan 7 laga
tersisa sekaligus
memastikan
langkah Liverpool menjadi juara Liga Inggris musim 2019/2020.
Sejatinya
Liverpool dapat mengahiri puasa gelar dan memastikan status juara sejak jauh
hari jika tidak ada pandemi
Corona
melanda dunia. Keputusan menghentikan liga di
tengah situasi yang
tidak menentu melahirkan beberapa pertanyaan. Apakah kompetisi liga akan
dilanjutkan atau akan dibatalkan, null and void.
Ketidakpastian
berlanjutnya kompetisi
Liga
Inggris tumbuh
menjadi sebuah kekhawatiran yang menghantui para fans Liverpool di seluruh
dunia. Akankah Liverpool dapat menjuarai
liga dan mematahkan kutukan juara yang
selama ini menjeratnya? Atau kembali dikalahkan oleh  nasib sial. Jika seandainya keputusan untuk
membatalkan liga yang diambil, maka akan mengokohkan kutukan “nyaris juara”
pada diri Liverpool.
Beberapa
kali Liverpool berada pada jalur juara yang membuat para fans bergembira
sebelum akhirnya tunduk
pada nasib. Sial betul Liverpool. Selama tiga dekade terakhir,
Tuhan seakan sangat tahu caranya bercanda dan mempermaikan nasib Liverpool.
dengan mengangkat tingi-tinggi harapan Liverpool hingga kemudian menjatuhkannya
kejurang paling dalam.
Kejadian
pada musim 2013/2014 menjadi bukti bagaimana Tuhan mempermaikan nasib
Liverpool. memasuki pekan ke-35, Liverpool yang kala itu diprediksi menjuarai
Liga Inggris terpaksa kandas ditengah jalan, setelah anak asuh Brendan Rogers
itu harus rela menelan kekalahan 0-2 dari Chelsea. Kejadian yang tidak akan
pernah dilupakan oleh fans Liverpool seluruh dunia bermula saat Steven Gerrard
tergelincir menggiring bola yang menjadi awal mula petaka kala itu.
Kesempatan
Liverpool menjadi juara sejatinya masih terbuka lebar, menghadapi Crystal
Palace pada pekan ke
36
Liverpool berhasil unggul 3-0 sebelum kemudian ditahan imbang 3-3. Kesialan
Liverpool terus
berlanjut hingga musim berakhir, dan 
harus rela meyerahkan gelar juara kepada Mancester City yang memuncaki
klasemen dengan perolehan poin 86 diikuti
Liverpool pada posisi kedua dengan 84
poin.   
Kiranya
tidak cukup sampai di
situ,
seakan belum puas mempermainkan nasib Liverpool
, kejadian serupa kembali dialami oleh
Liverpool musim lalu, setelah melaju kencang diawal musim meninggalkan rival
terdekatnya Manc
hester City dengan
selisih 7 poin, nasib sial kembali menjerat langkah Liverpool pada pertengahan
musim dengan menelan beberapa kali hasil imbang yang memberi jalan kepada Manc
hester City untuk
merusak dominasi
Liverpool.
Hingga musim berakhir Manc
hester City tetap menjadi batu
sandungan bagi Liverpool merengkuh gelar juara dengan selisih satu poin.   
Kesialan
yang seakan mendarah daging dalam diri Liverpool selama tiga dekade terakhir
yang membuat para fans Liverpool berlapang dada ditengah suara nyiyir fans klub
medioker macam Manc
hester United kini
terpatahkan setelah Liverpool memastikan diri sebagai juara Liga Inggris musim
2019/2020.
Selamat
kepada Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris musim 2019/2020.
#You’ll
Never Walk Alone
#fansEMYUbolehnangis

_________________________
*) penulis merupakan anggota pegiat GSM. Tinggal di Jember.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Irham Fajar Alifi Puisi

Puisi-puisi Irham Fajar Alifi: Layu Kelopak Kamboja

Apacapa

Situbondo Ghumighil: Nèmor Sudah Tiba

Apacapa Baiq Cynthia

Kepingan Kenangan di Kota Santri Situbondo

Cerpen

Cerpen : Lidah

Puisi Rizqi Mahbubi

Puisi: Kota Melankoli

Cerpen Sheila Primayanti

Cerpen: Kehilangan Sebelum Memiliki

Apacapa

Dilema PRT : Antara Musim Hajatan Dan Profesionalisme Kerja

Apacapa Esai Muhammad Badrul Munir

Listrik Padam, Iduladha, dan Kita yang Bersuka Cita

Film/Series Moh. Imron Ulas

Ulas Film Me Before You: Hiduplah dengan Berani

Buku Thomas Utomo Ulas

Ulas Buku: Bahagia Mencintai Diri Sendiri

Ardhiana Syifa Miftahul Jannah Resensi

Resensi: Rumah Tanpa Cahaya

Buku Cahyo Saputro Resensi Ulas

Resensi: Lelaki, Cinta, dan Masa Lalu

Apacapa Imam Sofyan

Andai Aku Menjadi Bupati Situbondo

Buku Penerbit Ulas

Buku: Embun yang Menari di Mataku

Buku Resensi Thomas Utomo Ulas

Resensi: Rahasia di Balik Pakaian Buatan Nenek

Cerpen Yuditeha

Cerpen : Sejarah Gumam

Madura Raden Ajeng Afifah Maharani Totor

Manisan Cupcup: Manis Rassana Ate

Apacapa Bayu Dewo Ismadevi

Menyiapkan Generasi yang Hebat

Apacapa

Kayumas Bersastra: Menjadi Tua yang Menyenangkan

Apacapa fulitik ichsan kenalmasrio

Mas Rio di Mata Anak Muda Situbondo