Generasi Z bertanya soal isu PKI

Oleh : Randy Hendrawanto
Generasi Z sedang risih dengan isi beranda facebook-nya yang berseliweran isu tentang PKI, status calon gebetan sampai status mantan hilang dalam timeline beranda karena tertimpa isu PKI. Akhirnya daripada penasaran tanya ke si Mbah di sebelah rumah.
Z : Mbah kok pada rame soal PKI tiap September?
X : Ya karena di bulan September PKI bergerak
Z : Kapan mbah PKI itu bergerak tepatnya ?
X : 1948 dan 1965. Kenapa kau tanya itu?
Z : Saya penasaran saja Mbah
X : Kamu harus banyak belajar sejarah, nak
Sambil berlagak mikir dan penasaran berlanjut, ingin rasanya terus mengorek informasi dari si Mbah yang konon saat tragedi 1965 berusia remaja.
Z : Mbah kok pada nonton film G30S/PKI itu?
X : Ya terserah mereka lah yang mau nonton atau tidak. Kalau dulu saat Pak Harto film itu wajib ditonton, tapi setelah orde baru runtuh, sudah jarang yang nonton.
Z : Saya juga nonton Mbah tapi ngantuk karena kelamaan filmnya. Kenapa PKI menculik para jenderal Mbah?
X : Kamu nonton beneran filmnya?
Z : Iya Mbah, (sambil sedikit kesal karena disangka gak nonton). Eeh bentar Mbah. Tapi di film itu yang menculik itu tentara kayaknya Mbah. Kok PKI yang disalahkan?
X : pintar juga kamu ya. Ya kalau menurut film itu tentara yakni Cakrabirawa dipengaruhi PKI untuk menculik para jenderal.
Z : Berarti tentara juga ikut bertanggungjawab dong saat itu Mbah?
X : seharusnya iya, namun karena dipengaruhi PKI ya PKI nya saja yang disalahkan.
Z : Kok gitu sih Mbah ?
X : Sejarah itu ditulis sesuai selera penguasa, nak. Kamu kelas berapa sih?
Z : Saya sudah kuliah Mbah, baru semester awal. Padahal saat itu pendidikan Sapta marga AKABRI sangat kuat saat saya baca sejarah ya, Mbah, kok hebat sekali PKI bisa menginfiltrasi AKABRI?
X : Wah berat pertanyaanmu, nak. Mau jawab apa ini Mbah.
Z : Kenapa PKI , eeeh Cakrabirawa.. jadi bingung Mbah antara keduanya ini…
X : Iya kenapa?
Z : Kenapa diantara para jenderal yang kontra PKI, Cuma Soeharto yang gak diculik?
X : Wah kok tanya kesaya, nak !!! Hehehe… Iya ya, seandainya Soeharto juga diculik kan pasti berhasil tuh gerakannya. Ini misteri sejarah, nak. Mungkin Kolonel Latief dan Letkol Untung gak enak buat nyulik Soeharto karena Soeharto bekas atasannya, Untung sendiri sama-sama dari Kodam Diponegoro, sama dengan Soeharto. Uniknya lagi nak, sebelum operasi G30S Kolonel Latief menemui Soeharto di rumah sakit, saat itu Tomi sedang sakit karena kedutan sup panas.
Z : Dekat banget ya Mbah Soeharto ini dengan penculik jenderal itu, dengan PKI,,, eh Cakrabirawa…
X : Kamu ini mancing-mancing dengan analisisa yang bagus, nak. Ada banyak versi nak pasca runtuhnya rezim orde baru, karena saat orde baru semua ditutup rapat dan saat orde baru gulung tikar, yang ditutup rapat itu dimuntahkan semua.
Z : Mbah Cakrabirawa ini pasukan pengawal presiden, dan pastinya dekat dengan presiden, apa mungkin ya, jika boleh berfantasi liar dalam menganalisa sejarah, Soekarno terlibat Mbah?
X : Bisa iya bisa tidak, tapi apa untungnya buat Soekarno secara politik? Apalagi A. Yani itu jenderal kesayangan Soekarno.
Z : Ya mungkin takut dikudeta para jenderal, Mbah.
X : Saat Demokrasi terpimpin, kekuatan politik yang kuat itu ada 3, Soekarno sendiri, PKI yang dekat dengan Soekarno dan TNI. Ada kemungkinan 3 kekuatan ini berebut pengaruh. Jika merujuk versi orde baru, PKI juga potensi melakukan hal ini namun ada banyak kejanggalan seperti diskusi kita di atas. Tetapi PKI saat itu sangat dekat dengan Soekarno dan secara motif politik sangat merugikan jika melangkah sebrutal versi orde baru, lebih baik bertahan dengan status quo. Sudah lanjut nanti malam, Mbah mau mandi dulu, nak!!!!
Z : Bentar Mbah, yang dibunuh 6 jenderal dan 1 perwira, lantas kenapa dibalas dengan pembantaian ratusan ribu bahkan ada yang bilang jutaan pengurus, simpatisan, yang dituduh PKI dan pengikut Soekarno juga ada yang ditangkap ???
X : (Si Mbah termenung dan meninggalkan ke kamar mandi begitu saja)
kaskus.co.id

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hamidah Puisi

Terima Kasih Cinta dan Puisi Lainnya

Gladis Adinda Felanatasyah Mored

Puisi Mored: Harapan Kalbu

Puisi Restu Iswara

Puisi: Bisikan

Apacapa Faizis Sururi

Mored: Orang-Orang Desa yang Meldeka

Aji Sucipto Puisi

Puisi : Enigma dan Puisi Lainnya Karya Aji Sucipto

Ahmad Zaidi Cerpen

Cerpen – Fragmen Nalea

Cerpen Sainur Rasyid

Surat dari Akhirat

Esai Mohammad Farhan

Harjakasi Nasibmu Kini

apa esa Moh. Imron

Burombu: Sebuah Tema Kampung Langai 6

Cerpen

Damar Aksara; Puing-Puing Asmara

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Pemimpin Redaksi takanta.id dan Kebahagiaannya Akhir-Akhir Ini

Imam Ar-Ruqi Puisi

Puisi : Jendela dan Selaksa Bayang Karya Imam Ar-Ruqi

Fathur Rahman Prosa Mini

Menanti Sebuah Tulisan

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Sastra Vs Game : Dinamika Peradaban

Ahmad Maghroby Rahman Apacapa

Sebuah Refleksi Pengalaman: Pagi Bening dan Engko’ Reng Madhurâ

Dani Alifian Puisi

Puisi: Inkarnasi dan Puisi Lainnya

Puisi Wiviano Rizky Tantowi

Puisi: Kayu Layu

Puisi Saifir Rohman

Puisi Sya’ban

Buku Junaedi Ulas

Jangan Tinggalkan Desa, Karena Desa Layak untuk Diperjuangkan

Apacapa Supriyadi

Takbiran, Bunyi, dan Memori