Cerita: Ghangan Oto’

โ€‰

“๐˜Œ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข’๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ณ๐˜ข, ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ญa ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฑ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜จ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฐ’. ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข’ ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ต,” ucap ๐˜Œ๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ฌ.โ€‰โ€‰โ€‰

Segera beranjak dari tempat duduk. Agar tak ada drama panci gosong dan omelan panjang dari Ibu. Semalam, Ibu merebus biji kacang pendek untuk persiapan memasak ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜จ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฐ’ ๐˜ฃ๐˜ช’ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ. โ€‰โ€‰โ€‰

โ€‰Di dapur, keterampilan memasak diasah setiap hari. Dari tangan Ibu, tercipta masakan penuh cinta. Dari sosok Ibu, saya belajar meracik bumbu. Bumbunya sederhana saja. Bawang putih, bawang merah, kencur, laos, serta cabe merah besar dikupas dan dicuci. Lalu, dipotong kecil-kecil dan diletakkan di atas ๐˜ค๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ช’. Menambahkan garam dan ketumbar, lalu dihaluskan menggunakan ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ฌ-๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ฌ. Selanjutnya, bumbu dimasukkan ke dalam panci bersama daun bawang yang telah dipotong-potong dan daun jeruk purut.โ€‰โ€‰โ€‰

โ€‰Sementara, biji ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฐ’ diulek kasar. Lalu dimasukkan ke dalam panci yang telah berisi bumbu. Menambahkan air secukupnya dan hidupkan kompor. Tunggu air hingga ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ. Terong yang telah dipotong-potong pun dimasukkan. Tidak lupa untuk menambahkan gula dan sejumput kaldu jamur yang telah menjajah lidah. โ€‰โ€‰

Rabu pagi sarapan nasi bukbuk dan ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜จ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฐ’ ๐˜ฃa๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ. ๐˜š๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ญ ๐˜ข๐˜ค๐˜ข๐˜ฏ semakin menambah kenikmatan dan rasanya ingin nyimbu.โ€‰โ€‰

โ€‰Teringat masa kecil dulu.

Pertama kalinya menikmati sayur tersebut di Rumah Dede. Saya mengambil piring seng motif bunga dan menyentong ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ด๐˜ฆ’ ๐˜ซ๐˜ฉa๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ. Mengambil sayur dari panci yang pantatnya hitam legam di atas ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ. Menikmatinya di atas ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ฌ sambil menyaksikan jelaga menari-nari di antara seberkas cahaya matahari yang menembus celah ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฌ. Sejak hari itu, menjadi sayur kesukaan saya.โ€‰

โ€‰Menikmati kuliner tradisional di masa sekarang, semacam mengobati kerinduan. Ibu mengizinkan anaknya membantu meracik bumbu, meneruskan resep warisan keluarga.โ€‰

โ€‰Tak ada omelan ketika anaknya mendokumentasikan proses memasak. Ibu mulai paham, akan ada cerita yang terlahir dari foto yang tersimpan.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen Imam Sofyan

Negeri Kocar-Kacir

Penerbit

Buku: Mata Ingatan

Ibna Asnawi Puisi

Kesedihan Nahela dan Puisi Lainnya Karya Ibna Asnawi

Agus Widiey Puisi

Puisi: Amsal Sunyi

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Posisi Komunitas Muda Kreatif Situbondo dalam Revolusi Industri 4.0

Apacapa

Ngopi Bareng: Dari Aspirasi Menuju Aksi

Apacapa Gusti Trisno

5 Judul Skripsi Ini Membuat Situbondo Layak Menjadi Kabupaten Ramah Skripsi

Penerbit

Buku: Negeri Keabadian

Advertorial

Rekomendasi Popok Bayi Terbaik Sesuai Usia

Puisi

Pelabuhan Jangkar dan Puisi Lainnya

Uncategorized

Semarak Hari Kartini, Emak-emak dan Tim Patennang Gelar Diskusi Publik

Apacapa

Festival Literasi Situbondo: Wajah Baru Kotaku

Eva Salsabila Puisi

Puisi-puisi Eva Salsabila: Kontemplasi Rembulan

Cerpen Rahman Kamal

Cerpen : Tukang Sarang

Apacapa apokpak N. Fata

Cahaya Literasi dari Ujung Langit Baluran

Buku Rudi Agus Hartanto Ulas

Resensi: Tugasmu Hanya Mengizinkan

Apacapa Rully Efendi

Demam Tangan Disilang, Kaesang Pun Patennang; Komitmen PSI Lawan Korupsi

Ahmad Zaidi Cerpen

Lelaki yang Datang Bersama Hujan

Apacapa Esai Faidul Irfani Politik

Milenial Cerdas, untuk Pilkada Berkualitas

Ahmad Zaidi Cerpen

Randu Agung