Hal-hal yang Dibicarakan Sepasang Suami Istri Setiap Hari

Oleh: Raisa Izzhaty

Sebagai
pasangan suami istri yang baru menikah empat tahun, saya tentu tidak memiliki
kapasitas untuk membicarakan tips dan trik menjaga pernikahan tetap membara,
atau bagaimana menghadapi pertengkaran tanpa melempar barang atau bermuka
masam. Barangkali saya hanya dapat menuliskan daftar hal-hal yang biasa
dibicarakan sepasang suami istri setiap harinya, sepanjang usia pernikahannya,
supaya menjadi pengetahuan dan kelak dapat menjadi panduan antisipasi bagi
mereka yang akan menikah. Semoga dengan melihat daftar berikut, kalian dapat
mengira-ngira, bagaimana menghindari pertengkaran untuk percakapan percakapan
berikut.

 

Mengapa
kamu mau menikah denganku?

Biasanya,
percakapan soal ini akan terjadi di bulan-bulan pertama pernikahan. Saat dua
orang yang berbeda kebiasaan, kepribadian, mulai tinggal satu rumah. Dari mulai
terlihat malu-malu, hingga beranjak malu-maluin. Pertanyaan semacam ini kadang
diiringi dengan rasa gemas dan sedang suka-sukanya ndusel saat pasangannya belum mandi. Momen ini adalah momen bulan
madu. Nikmati.

Meskipun
lebih sering terucap di bulan pertama pernikahan, tidak menutup kemungkinan di
usia pernikahan lima atau tujuh tahun muncul lagi. Tapi dengan intensi yang
berbeda, dengan raut wajah yang berbeda, tentu dengan rasa yang berbeda.

Kalau
pertanyaan semacam itu muncul di tahun kelima atau ketujuh, mohon jangan
dijawab dengan asal-asalan. Karena pasanganmu sebenarnya sedang bertanya kepada
diri sendiri, mengapa ia mau menikah denganmu. Segera lakukan penyelamatan diri
agar perang dunia tidak terjadi.

 

Apakah
masakanku enak?

Saran
saya, jika pertanyaan ini diucapkan di hari-hari pertama pernikahan, maka,
jawablah dengan jujur. Jika itu terlalu asin, ucapkan. Bahkan jika masakan
suami atau istrimu rasanya seperti kaus kaki busuk, tolong katakan dengan
jujur. Kejujuran hari ini akan berbuah manis bertahun-tahun ke depan. Pasangan
yang kompetitif, biasanya akan mulai kursus masak atau menonton channel master
Chef untuk mengubah cita rasanya menjadi lebih baik. Begitupun pasanganmu yang
sebenarnya tidak tertarik memasak, hanya mencoba memenuhi tuntutan sosial, ia
akan jujur bahwa ia tidak suka memasak dan lebih suka mengalokasikan waktu
untuk memesan makanan online. Kejujuran tentu akan menyelamatkan semua pihak.
Semua lidah manusia di rumah itu.

Tapi,
saya harus mengingatkan bahwa jika pertanyaan itu terucap di usia pernikahan
lebih dari tiga tahun, mohon jawab dengan berbohong saja. Jawab saja enak.
Karena itu bukan kali pertama ia memasak, namun mungkin hari itu pasanganmu
sedang tidak baik-baik saja. Ajak saja makan malam di luar tanpa perlu
mengkritisi masakannya layaknya juri Master Chef.

 

Bagimana
jika saya meninggal duluan?

Membicarakan
kematian pasangan biasanya memang selalu dihindari. Tentu tidak bisa kita
bayangkan ditinggalkan oleh pasangan yang kita inginkan hidup sehidup semati.

Namun,
pertanyaan demikian biasanya juga muncul. Apalagi ketika selepas menonton film
yang memiliki kisah pasangan yang meninggal.

Pertama,
cek riwayat kesehatan pasanganmu untuk memastikan ia bertanya demikian karena
iseng atau memang karena sakit kronis. Kedua, cek asset kalian berdua. Hutang
dan piutang. Jangan sampai kalau kejadian beneran, baru ketahuan pasanganmu punya
hutang miliaran yang dibebankan kepadamu. Ketiga, pastikan ada asuransi jiwa.

Ketika
sudah dipastikan semuanya, kamu baru dapat menjawab dengan bijaksana.
Begini,”Sayang, meski semua sudah kupersiapkan dengan baik, tentu aku ingin kau
hidup lebih lama dariku. Sebab aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu.”

Selesai.

Pesan
saya, kepada para suami, jangan sekali-kali berniat untuk menjawab menikah lagi
meski itu hanya bercanda, sebab skenario untuk bangkit dari kubur dan meneror
pasangan barumu sudah ada di kepala istrimu. Berputar di kepala seperti film
telenovela.

Barangkali
daftar di atas adalah bagian satu dari keseluruhan cerita ‘Hal Hal yang
Dibicarakan Sepasang Suami Istri Setiap Hari,’, sebab bagian kedua, ketiga, dan
seterusnya masih saya observasi melalui pengalaman saya sehari hari. Semoga
yang sedikit ini mampu mencegahmu dari pertengkaran-pertengkaran, bahkan
perpisahan.

Selamat
menikmati, sampai jumpa di bagian selanjutnya.

 

 

TENTANG PENULIS

Raisa Izzhaty, seorang ibu rumah
tangga, penulis lepas, dan penikmat waktu senggang, Dapat ditemui di
@raisaizzhaty
.

 

ILUSTRATOR

Ahmad Zaidi, lahir dan tinggal di Situbondo. Penjaga
gawang di lapak @mellebuku.

Penulis

  • Raisa Izzhaty

    Raisa Izzhaty mengawali kecintaannya terhadap dunia tulis menulis sejak menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah SWARA SMASA. Ia melanjutkan studi di Fakultas Sastra di Universitas Negeri Malang serta Language Faculty Chiang Mai University, Thailand. Sempat menjadi tutor BIPA untuk mahasiswa asing, beriringan dengan aktivitasnya belajar menulis di Pelangi Sastra Malang dan Komunitas Penulis Muda Situbondo. Beberapa tulisan nya beredar di beberapa media massa, antologi, serta buku tunggal yang diterbitkan secara indie.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Marlutfi Yoandinas Sastra Situbondo Sofyan RH Zaid

Puisi Nadhaman dan Hari Chairil Anwar

Dani Alifian Puisi Sastra

Puisi: Tamadun Semu Karya Dani Alifian

Apacapa

Membentuk Ruang Penyadaran Melalui Lingkar Belajar Feminisme Situbondo

Cerpen Toni Kahar

Cerpen: Sebelum Membayar Dendam

Apacapa fulitik Muhammad Bayan

Mas Rio Bukan Caleg: Paket Komplit untuk Situbondo Masa Depan

Buku Thomas Utomo Ulas

Ulas Buku: Novel Anak Bermuatan Nilai-Nilai Kemanusiaan

Apacapa Politik Sainur Rasyid

Pilkada Situbondo: Kamu Pilih Siapa, Bro?

Ahmad Radhitya Alam Buku Ulas

Resensi Buku Dialog Hati Anak Negeri : Menggali Esensi Berkarya dari Sebuah Cerita

Cerpen

Cerpen: Kota Air Mata

Review Film

Review Film: Si Buta dari Gua Hantu

Apacapa Ipul Lestari

Menggapai Atap Jawa

Cerpen Rahman Kamal

Cerpen : Tukang Sarang

Buku Junaedi Ulas

Ulas Buku: Reka Ulang Tata Ruang dan Ruang Tata Desa

Apacapa Esai Muhammad Ghufron

Menjadikan Buku sebagai Suluh

Dewi Sukmawati Puisi

Di Wajah Rintik Hujan dan Puisi Lainnya Karya Dewi Sukmawati

Apacapa Imam Sofyan

Olean Bersholawat: Pengajian Ramah Disabilitas

Buku Resensi Ulas Wardedy Rosi

Resensi: Distopia dalam Fiksi Individutopia

Faris Al Faisal Puisi

Puisi-puisi Faris Al Faisal: Merah Putih

Advertorial Apacapa Moh. Imron

Ji Yoyok Peduli Disabilitas

Apacapa

Film Pendek Lastarè: Sebuah Perjalanan Batin Korban Perundungan