Resensi: Memulai Kembali Hidup

 

Sumber foto :
peresensi, Putri Setyowati

Judul  :
Memulai Kembali Hidup

Penulis : Amy Newmark &
Claire Cook

Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama

Cetakan : 2019

Tebal : 482 halaman

ISBN : 978-602-06-2214-9

Dari
cover buku telah tertulis ‘101 kisah tentang menemukan jalan baru menuju
bahagia’. Inilah sebuah buku yang memfasilitasi seluruh orang di dunia untuk
berbagi cerita melalui email yang mereka kirimkan. Cerita tersebut akan
di-sunting oleh Amy Newmark & Claire Cook yang telah berpengalaman dalam
dunia tulis maupun penerbitan. Perlu diketahui ini adalah buku seri Chicken
Soup For the Soul. Setiap buku seri ini memiliki tema masing-masing di antaranya
(kekuatan bersyukur, tak ada yang tak mungkin, kekuatan memaafkan, menemukan
kekuatan batin, kekuatan berfikir positif, berbagi kebaikan, bahtera rumah
tangga dan memulai kembali hidup) yang akan kita bahas kali ini.

Buku
ini terdiri atas 10 bab dengan topik yang lebih spesifik untuk menggolongkan
cerita inspiratif. Bab itu antara lain, lakukan sekarang juga, ikuti kata
hatimu, ambil resiko, temukan tujuanmu, memulai dari awal lagi, jaga kesehatanmu,
menaklukkan kesulitan, dengarkan teman-temanmu, luangkan waktu untuk dirimu dan
atur kembali sikapmu. Setiap dari kita terkadang butuh cerita melalui pengalaman
nyata orang lain untuk dapat diambil hikmah dan kita contoh. Itulah yang saya
tangkap tujuan dari terbilah buku ini.

Benar
saja setiap cerita yang tercetak adalah yang terbaik dari yang terbaik. Hampir
disetiap cerita memiliki kata kunci masing-masing. Beberapa cerita lain tentang
sebuah mimpi pun turut memberi arti saat saya membacanya.

***

Cerita
1

Impiannya
menjadi kaya, berkeluarga, hidup penuh cinta serta ingin melakukan hal baik
yang memberi pengaruh positif kepada semua orang. Banyak anak lain yang tumbuh
dewasa tak lagi mewujudkan impian mereka, hidup tanpa passion serta hidup tidak sesuai harapan. Ia tidak mau menjadi
salah satu dari mereka. Mendengarkan musik saat sedang tertekan adalah
kebiasaanya. Suatu ketika ia memutuskan untuk menjadi seorang dokter karena
kesejahteraan terjamin, keuangan stabil dan mendapat status sosial. Ia memang
mahir bekerja sebagai dokter dan memiliki rasa peduli. Seiring berjalannya
waktu ia merasa  kehampaan selalu
menyelimutinya. Seolah-olah kehabisan napas dan perlu melarikan diri, sampai
pada akhirnya ia telah menikah dan dikaruniai anak, tapi sayangnya ia harus
bercerai dan ibunya meninggal pada tahun yang sama. Sangat terlihat depresi,
lelah dan stres membuat teman-teman mendukungnya untuk cuti tiga bulan. Menenangkan
diri sampai akhirnya tidak pernah kembali Hal yang menyakitkan itupun
melahirkan inspirasi untuk membuat lagu bagus. Ia putuskan mengontak salah satu
kenalan musisi profesional untuk memperdengarkan rekamannya dan ajakan kerja
sama pun ditawarkan. Satu hal yang selalu ia ingat “Semesta memiliki cara aneh
untuk menarik perhatian kita pada hal-hal yang sudah kita tinggalkan”.

***

Cerita
2

Sejak
dulu ia tahu, menulis adalah minatnya. Setahun menyempatkan menulis secara
acak, mencuri diam-diam pada jam makan siang dan ketika anak-anak tidur hanya
untuk menulis. Hal itu terbayar dengan dumuatnya tulisan dalam majalah
parenting lokal. Publikasi pertama menyalakan api semangat dan semakin
memperdalam passionnya untuk terus menulis serta mengirimkan karya ke penerbit
lain. Hidupnya memang sibuk tapi ia selalu mencari waktu untuk menulis. Seiring
berjalannya waktu, rasa fustasi mulai menghampiri. Ia tak lagi menulis sesering
dahulu. Anak kecil membuat rencana jadi berantakan dan terganggu. Keluarga
selalu jadi prioritas. Kurangnya waktu menulis membuat semangatnya jatuh. Mimpi
besar dan passion yang menyala akhirnya memudar, ia mulai mengeluh. Ditambah
tantangan hidup dan situasi kerja yang berubah. Karena tuntutan keluarga
akhirnya ia keluar dari kelompok menulis. Kini kehidupan menulis menemui jalan
buntu dan ia berhenti sepenuhnya. Banyak alasannya yang valid, tapi belakangan
ia tahu bahwa itu hanya dalih. Saat situasi hidupnya mulai membaik, hatinya
berkata untuk memulai menulis, tapi saat anak-anak semakin besar ia lag-lagi
mengeluh karena tidak punya waktu untuk menulis. Rasanya sepperti naik roller
coaster. Begitu sampai di puncak, turunan ekstrem dan belokan tajam didepan,
mengancam untuk membuatnya keluar jalur. Ia pernah membaca bahwa penulis sukses
memiliki rutinitas yang sama, tak peduli apapun yang terjadi. Ia mulai mendaftar
semua dalihnya dan menyimpulkan mungkin penulis itu tidak punya anak, mereka
tidak harus bekerja diluar rumah, mungkin punya pembantu, hmm. Akhirnya ia
mencari tahu di internet hingga ia tahu bahwa banyak dari mereka juga sama
sepertinya dan mereka mampu berkarir didunia tulis menulis sambil bekerja.
Mereka menemukan cara bersentuhan dengan passion mereka serta memiliki sikap
yang lebih baik, tidak mencari-cari alasan. Beberapa orang menulis dini hari
saat orang-orang masih tidur, beberapa menulis hanya diakhir pekan, beberapa
menulis tiga malam setiap minggunya. Tak peduli kapan, mereka menetapkan jadwal
dan memenuhinya

***

Kita
paham akan pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Entah
mengapa ketika kita menerapkan dalam hidup seolah pepatah itu tidak berlaku.
Saya suka membaca kisah seseorang yang lebih senior dari diri saya, entah itu
senior dalam umur, pengalaman, prestasi dan banyak hal lain. Dari sana saya
belajar bagaimana harus bertingkah ketika menghadapi suatu rintangan dimasa
yang akan datang. Setidaknya saya telah mengenali medan jalan masa depan yang
akan menanti dan sayapun tak perlu khwatir lagi sebab bekal untuk itu telah
dipersiapkan.

 

 

IDENTITAS

 “I’m an experience lovers and I love every
single moments”. Itulah quote yang selalu diucapkan Putri Setyowati dalam
menjalani hidup. Ia mengekspresikan passionnya sebagai reviewer pada “Self
Improvement Book dan Local Guide Indonesia”. Dia memilih untuk menginvestasikan
ilmu pengetahuan serta pengalaman melalui tulisan yang dapat diambil manfaatnya
untuk orang lain dan yang pasti dengan niat beribadah sebagai keuntungan tanpa
batas.

Email : putri.setyowati557@gmail.com

No.
Hp : 081515457673

Ig
   : putrisetyo

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Nur Husna

Bullying Bukan Budaya Kita

Agus Hiplunudin Apacapa Feminis

Dominasi Patriarki, Konstruksi Tubuh Perempuan dan Pelakor

Ahmad Zaidi Apacapa Liputan

GNI Indonesia 2019: Perjalanan Melepaskan Ketergesa-gesaan

El Fharizy Puisi

Puisi: Santet

Cerpen Imam Sofyan

Kitab Putih

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Selamat, Mas Rio dan Mbak Ulfi

Aldi Rijansah Putra Alexong Cerpen

Cerpen: Di Langit, Sore Masih Jingga

Apacapa Esai Imam Sofyan

Wisata Perang: Gagasan Brilian Sang Bupati

Apacapa Moh. Imron

Tellasan dan Ngojhungi

Gladis Adinda Felanatasyah Mored

Puisi Mored: Harapan Kalbu

Ahmad Radhitya Alam Cerpen

Ritual Kopi dan Mua’llaqat dan Microsoft Word dan Kiai Agus dan Menyendiri

Apacapa Esai Fendy Sa’is Nayogi

Jangan Dilupakan, Folklor Sebagai Media Membentuk Karakter Bangsa

Alexong Cerpen Tara Febriani Khaerunnisa

Cerpen: Cumi-cumi

Indra Andrianto Prosa Mini

Kado Valentine Untuk Kamu

Dani Alifian Puisi

Pesawat Kata dan Puisi-Puisi Lainnya Karya Dani Alifian

Puisi Raisa Izzhaty

Pengharapan

Cerpen Ramli Lahaping

Cerpen: Pelet Sodik

Cerpen Dody Widianto

Cerpen: Pengilon Kembar

Buku Nurul Hasan Ulas

Ulas Buku: (Sekarang) Dungu Lebih Baik

Cerpen Fahrus Refendi

Cerpen: Tahun Baru Terakhir