Puisi – Balada Sunyi


Puisi-Puisi Ivan Aulia
Balada Sunyi
Dikutuk angin membelah cinta
Mempelai kursi panas dihabis rayap senja
Sungguh membelenggu bulan purnama
Rendaman api disembur sunyi
Sepi menginjak tanah secara beramai-ramai
Andaikan maut diterka ketepian
Andaikan langit merah menguncang sakaratul maut
Suatu saat neraka diseuntai benang kematian
Surabaya, 2018
Mengakhiri Perjumpaan di Kota Solo
Tak terasa wisata budaya
Kadang merindukan dari wajah manis telah dipertemukan
Menghiasi perjumpaan penuh dihempas pendam
Sepanjang hayat akan ditemukan oleh senandung surga
Dimana digerai olehmu
Di sinilah siang telah berakhir
Berjalan dulu sebelum pulang di kota pahlawan
Solo…
Bertabur ilahi bagai di pelai nafas
Bersama sahabat mencatat ringkasan dari pertemuan hari ini
Belulang bergempar pawai agung
Bersua menuju oleh-oleh batik
Solo…
Mencintai padamu
Sampai berjumpa di kemudian hari
Solo, 2018
Melawan Keramaian
Duduk di tengah keramaian
Sembari menikmat perikatan panjang di suluh dunia
Tak sebanding menyelepuh waktu tersimpang hampa
Sungguh menunggang panjang
Berderih lantas dipaguh sekian tahun
Serempak pada embun kalbu
Biasanya tertimpah malam diusung ramai lalang
Persimpuhan keluar dari tempat
Seraya mencicipi malam sangat sunyi
Tertimpa selirih air dihambur sepi
Serimba kegerahan lalu pulang terlalu cemburu
Menyelusuri gelombang sambil berbaring mimpi
Esok serempang surya
Fajar terjaga dari malam hingga subuh datang
Merimpang digayuh silih bersuluh padu
Ketika bangun pagi akan terbebas dari keramaian
Surabaya, 2018
Merangkit Tidur Empuk Sambil Terderai Kaki di Penjuru
Langit Tujuh Warna
Menjelang tua dilihat wajah keriput
Tak terasa mewarnai sesat
Langsung ditawari malam kemudian tidur mengidap mimpi
Jejak kaki tidak berada di dunia nyata
Melainkan langkah kaki diselimuti langit tujuh
Sepanjang waktu dilewati rintangan
Merangkak ke sana sembari bertemu pendamping pelangi
Apa yang telah dilakukan itu tertimpa langit seperti tujuh tangga menuju
pintu surga
Malaikat menjaga seribu personil
Menduduki singaparna dijelajahi kebahagiaan
Menikmati kisah yang melamun di wajah
Serpihan dendam dirajut asa
Kepingan luka habis menusuk terang
Terdiam mengguyur hujan dari jendela
Nafsu terpendam pasrah pada tuhan
Hilang karena lupa segala keadaan
Sekian warna memaknai setiap penjuru tujuh warna
Kian menepi sedari menggendong balita sejak lahir
Sayang tak terlewatkan akan memetik separuh rindu
Bangun tidur akan terasa sadar
Kunci mimpi telah bertemu
Keluar dari pantai akan terasa bahagia
Surabaya, 2018
Biodata Penulis

M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki
berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada
Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya
dan Anggota UKKI Unitomo. Nomor Telp/WA : 083854809292, Email :
rokhmansyahdika@gmail.com Facebook : M Ivan Aulia Rokhman. Alamat Korespondensi
: Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60117.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Uncategorized

Diduga Transaksional, Ratusan Badan Adhoc Serahkan Satu Kali Gaji ke Tiga Mantan Komisoner

Resensi Thomas Utomo

Resensi: Perempuan Berdaya dan Benteng Ketahanan Keluarga

Puisi

Sepotong Lagu dari Dapur dan Puisi lainnya

Mundzir Nadzir Puisi

Puisi: Kembara Rindu

Baiq Cynthia Cerpen

Cerpen – Ketika Tertidur Wajahmu Terlihat Menawan

apa Esai N. Fata

Demokrasi Kebun Binatang

Arsip Situbondo Sastra Situbondo

Zikiran Madura: Solat Fardu

Apacapa Syaif Zhibond

Drama Tetangga Sebelah: War Pakistan dan Kemenangan Baluran

Ahmad Zaidi Apacapa Esai

Mapasra: Merayakan Perjalanan Puisi

Apacapa Moh. Imron

Penggiat Sastra Pesantren di Situbondo (Bagian 1)

Apacapa Feminis

Perempuan Cerdas Melawan Dating Abuse

Puisi

Tragedi Perokok dan Puisi Lainnya

Almaidah Sela Agustin Istiqomah Cerpen

Cerpen: Bidadari Berhati Baja

Apacapa fulitik

Kenapa Kaos Orens Tidak Dibagikan Gratis? Malah Dijual. Ini alasannya.

Apacapa Catatan Perjalanan Uncategorized

Daun Emas Petani

Cerpen Mochamad Nasrullah

Cerpen: Jejaring Mimpi

Apacapa

Produktivitas dan Dua Kawan

Cerpen Wilda Zakiyah

Cerpen: Tradescantia

Apacapa Esai Rahman Kamal

Merengkuh Bahagia di Bulan Maulid

Atika Rohmawati Buku Resensi Ulas

Ulas Buku: Perjalanan Menuju Pulang