Manifestasi Ilahi dalam Lirik Lagu Tujh Me Rab Dikhta Hai

Film bollyowood memiliki daya tarik yang terletak pada alur cerita, penuh air mata. Hal tersebut bisa terjadi karena film Bollywood menghadirkan estetika samsara sebagai elemen dasar. Estetika samsara adalah sebuah konsep dasar dalam filsafat Buddhisme, berkaitan erat dengan kehidupan, kematian, dan reinkarnasi. Dalam konteks estetika, samsara dieksplorasi sebagai tema yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia dan pengalaman batin yang mendalam dalam siklus kehidupan.

Ketika penonton menyaksikan film yang menyuguhkan kesedihan dan penderitaan, mereka mungkin akan merasa bahwa hidup mereka sendiri pun tidak seburuk itu. Tokoh-tokoh dalam film harus menghadapi masalah yang begitu rumit. Salah satu Film Bollywood seperti Khabi Khusi Khabie Gham, Kuch-Kuch Ho Ta Hai, Mohabbatein, Rab Ne Bana Di Jodi berhasil menguras perasaan penonton.

Lagu Tujh Me Rab Dikhta Hai merupakan salah satu dari film Bollywood yang berjudul Rab Ne Bana Di Jodi (2008) dibintangi oleh Shah Rukh Khan dan Anuska Sharma. Lirik lagu ini ditulis oleh Jaideep Sahni, mengekspresikan cinta yang mencul dengan melihat dan melihat Tuhan dalam diri manusia. Dalam keadaan itu, sama ketika seorang hamba sedang beribadah kepada Tuhannya akan merasakan ketenangan.

Tujh mein rab dikhta hai, Yaara mein kya karu
Aku melihat Tuhan dalam dirimu, apa yang harus kuperbuat?

Sajdhe sar jukhta hai, Yaara mein kya karu
Kepalaku tertunduk sujud menyembahmu, apa yang harus kuperbuat?

Pada penggalan lirik pertama jelas menyebutkan bahawa Aku melihat Tuhan dalam dirimu, yaitu suaminya. Pada lirik ini mengibaratkan puncak dari pemujaan. Pada dasarnya keberadaan Tuhan dapat ditemukan dalam diri hambanya. Oleh karena itulah, dalam agama Hindu, konsep Atnan (Jiwa Individu) dengan Tuhan yang bagian dari Brahman (Jiwa Universal/Tuhan). Kemudian, pada lirik kedua diperjelas lagi dengan kepalaku tertunduk sujud menyembahmu. Dalam ajaran agama Hindu setiap perempuan yang sudah menikah, suami adalah jelmaan dewa. Ketika mencintai suaminya secara otomatis mencintai Tuhannya. Hal tersebut dibuktikan dengan tradisi seorang istri bersujud mencium kaki suaminya setelah selesai beribadah. Selaras dengan sikap manusia saat beribadah kepada Tuhannya. Dengan mencium suami, maka akan mudah menemukan Tuhan.

Vasdi vasdi vasdi, dil di dil vich vas, nasdi nasdi nasdi, dil ro ve te nasdi

Kau tinggal begitu dalam di lubuk hatiku, hatiku yang menangis pun tersenyum

Rab Ne… Bana Di Jodi
Pasangan hidup yang diciptakan Tuhan

Pada terjemahan lirik berikutnya dikatakan bahwa kau tinggal begitu dalam dilubuk hatiku, hatiku yang menangis pun tersenyum. Hal tersebut merujuk pada sikap seorang istri berperan sebagai hamba meletakkan suaminya sebagai Tuhan jauh dalam lubuk hatinya. Sehingga dalam keadaan apapun, suaminya mampu memberikan senyuman diwajah seorang istri. Jelas menunjukkan betapa sangat sentral peran suami dalam kehidupan perempuan India. Sebagaimana yang diketahui, suami adalah laki-laki yang menjadi pasangan hidup seorang perempuan selaras dengan dengan lirik Rab Ne Bana Di Jodi yang memuat arti pasangan hidup yang diciptakan Tuhan. Dari penggalan kata itu tidak diragukan lagi, suami adalah takdir yang ditetapkan oleh Tuhannya. Sebab itu, perempuan di agama Hindu sagat menganjung tinggi, mencintai dan menghormati suaminya lebih dari dirinya sendiri dan persis cinta yang berikannya kepada Tuhannya.

Cham cham aaye, mujh tarsaye

Kau datang bergemerincing, membuatku resah

Tera saaya ched ke chumta

Bayanganmu menggoda dan menciumku

Tu jo muskaye, tu jo sharmaye

Tersenyum, saat kau tersipu malu

Jaise mera hai khuda jhumta
Seolah Tuhanku sedang menari

Pada terjemahan lirik kau datang bergemerincing menggambarkan kehadiran kekasih yang anggun yang menggoda. Pada lirik terakhir diperkuat seolah
Tuhanku sedang menari
tampak jelas melihat keberadaan Tuhan dalam orang yang dicintainya. Adanya perasaan cinta yang kuat dan dalam hingga nyata secara fisik. Lirik ini memadukan kerinduan, kekaguman, dan pengabdian. Seseorang menjadi tidak berdaya jika berhadapan dalam cinta. Selayaknya bahwa cinta telah menguasai hati dan tidak bisa dikendalikan oleh logika. Terlihat, sering kali seseorang yang sedang jatuh cinta akan terjadi tolak belakang antara hati dan logika. Sikap yang tidak bisa dikontrol tidak sejalan dengan perasaan.

Tu hi meri hai barkat, tu hi meri ibadat

Hanya kaulah berkahku, hanya kaulah ibadahku

Tuhan dipandang sebagai wujud yang paling sempurna. Di lirik ini dikatakan hanya kaulah berkahku, hanya kaulah ibadahku. Pasangan hidup sebagai manifestasi ilahi yang memberikan karunia kebaikan dengan cara beribadah untuk memperoleh keberkahan tersebut setiap hamba harus beribadah sebagai bentuk pengabdian dan mendekatkan diri kepada Tuhannya. Dalam agama hindu, cinta adalah jembatan untuk menemukan jejak mulai Tuhannya berada dalam diri seorang suami. Cinta terhadap sesama manusia mencakup juga hubungan Tuhan dan makhluk ciptaannya. Keduanya sangat erat untuk mendapatkan restu Tuhan. Salah satu jalannya adalah pengabdian dan beribadah kepada suami. Karenanya, untuk merujuk pada sebuah hubungan, tidak menggaburkan batasan antara cinta duniawi dan cinta Ilahi.

Filsafat seni adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari hakikat seni dan keindahan. Seni sebagai medium perantara untuk menyampaikan perasaan yang berada di luar jangakauan dan pengalaman manusia dalam kehidupan sehari-hari salah satunya perihal Tuhan. Dalam lirik lagu Tujh Me Rab Dikhta Hai tidak lain adalah refleksi filsafat seni bukan berarti menyamakan antara Tuhan dan manusia. Melainkan cerminan gagasan bahwa keinginan melihat Tuhan dapat dicari dalam jiwa manusia. Keindahan dan kesempurnaann Tuhan tidak sekedar di alam, tetapi juga cinta dan pengabdian manusia. Itulah mengapa diciptakannya hubungan antara Tuhan dan manusia. Untuk dekat dengan-Nya setiap manusia.

Tradisi mistik memunculkan anggapan manusia adalah cerminan Tuhan, dan cinta adalah cara mendekati-Nya. Perspektif filsafat seni tentang pengalaman spiritual. Dapat dikatakan seni musik untuk menghidupkan kembali keberadaan Tuhan yang tersembunyi dalam diri manusia. Dalam lirik lagu Tujh Me Rab Dikhta Hai tidak semata mengungkapkan dua insan yang saling mencintai, tapi ada kiblat cinta kepada Tuhannya yang dilihat dalam diri ciptaan-Nya.

Pada
dasarnya, Tuhan selalu berdampingan dengan kita di kehidupan. Cinta yang ditempatkan sebagai titik tengah antara Tuhan dan Manusia bertujuan sebagai
jalan pencerahan kepada Tuhannya. Maka kebahagiaan yang didapatkan sempurna secara duniawi dengan kehadiran Tuhan.

Oleh karena itu, keberadaan Tuhan dapat dirasakan perlu ada sesuatu hal yang menguhubungkannya. Konsep dalam lirik lagu Tujh Me Rab Dikhta Hai
menjawab semua pertanyaan, bahwasannya Tuhan itu ada di dekat kita sebagai hambanya. Manusia hanya cukup mengabdikan dirinya dengan meletakkan Tuhan jauh dalam sanubari hati.

Penulis

  • Maryatul Kuptiah merupakan mahasiswa program studi Sastra Indonesia, Universitas Andalas. Hobi menulis puisi, artikel, dan esai. Saat ini  sedang bergiat di UKMF Labor Kepenulisan Kreatif Unand. Beberapa karya penulis telah dimuat di platform media cetak dan digital. Instagram: @xo.iaa_


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ayu Wulandari Buku Resensi Ulas

Resensi: Jungkir Balik Pers

Cerpen Muhtadi ZL

Cerpen: Perempuan yang Suka Melihat Hujan

Puisi Puisi WF Romadhani

Puisi: Kembalikan Tawaku

Film/Series Muhammad Rizal Ulas

Resensi: Kembang Api

Film/Series Ulas

Jika Marlina Terlahir di Situbondo

Atika Rohmawati Puisi

Puisi: Percaya

Buku Indra Nasution Ulas

Sedikit Ulasan tentang Sekolah itu Candu

Fani Haryadi Puisi

Puisi : Pesona Keheningan Karya Fani Haryadi

Alifa Faradis Cerpen

Cerpen: Perempuan Penjaga Senja

Kyaè Nabuy Madura Syi’ir Totor

Syi’iran Madura: Oḍi’ Mellas

Apacapa Baiq Cynthia

Selamat Datang di Situbondo

Apacapa Ipul Lestari

Menggapai Atap Jawa

Alifa Faradis Cerpen

Cerpen: Kirana

Apresiasi Musikalisasi Puisi

Musikalisasi Puisi – Apa Kabar?

Puisi Sinta Nuria

Puisi: Mailaikat Berbisik

Apacapa Supriyadi

Lagu Religi, Musim, dan Kelindannya

Agus Hiplunudin Apacapa Feminis Opini

Masih Lemahnya Peran Politik Perempuan di Pileg 2019

M Ivan Aulia Rokhman Puisi

Puisi – Masih Melawan Ketakutan di Rumah Tua

Moh. Gufron Cholid Puisi Sastra Minggu

Kitab Cinta dan Puisi Lainnya

Puisi Saifir Rohman

Puisi Sya’ban