
Mozaik di Ruang Kelas Impian
Sebab pendidikan, kutemukan, bukan pabrik cetakan
Menghasilkan produk seragam untuk sebuah pasar persaingan
Tentang merayakan yang istimewa, bukan mengasingkan
Di ruang kelas impian semua anak dipandang berwarna
Tak ada yang redup, tak ada yang terlalu nyala
Mereka berpadu dalam rona jingga menorehkan kisah bersama
Menjadi mozaik indah, bukan serpihan tiada guna
Di sana
Keterbatasan bukan sebuah halangan
Setiap anak berhak membingkai keberanian meraih impian
Di setiap langkah kecil dia disambut
Setiap suara mendapat tempat untuk didengar dan dibanggakan
Di Antara Detak yang Kembali
Di antara ruang gerak semu
Nadimu berdenyut kembali
Rasanya seperti mimpi
Seolah sang fajar menyambut Mentari
Menandai hari akan kembali
Seorang anak kecil terlahir di dunia
Menjejak tanah untuk pertama kali
Ruang geraknya masih dibatasi oleh dinding
Tangisnya menggema di udara
Setiap hembusan napasnya adalah anugerah
Entah milik siapa aroma itu menyeruak
Namun, rasanya hangat
Seolah dunia ikut tersenyum
Anak itu terlahir kembali
Di hari yang sama dalam tubuh yang berbeda
Wajahnya kini tampak lebih dewasa
Rindunya masih tetap milik semesta
Menemukan Diri di Antara Luka
Kupandangi foto seorang anak kecil
Rasanya baru kemarin masa itu terlewati
Hidup melaju begitu cepat
Membawaku berkelana sejauh ini
Ada harapan dan doa di setiap langkah ku pijak pergi
Entah rindu, atau ganya bayangan semu yang sesekali menghampiri
Terkadang harapan itu muncul di sela bait-bait ouisi ini
Membayangkan hidup indah seperti yang diam-diam ingin kunikmati
Namun, aku bersyukur
Telah hidup sejauh dan sebesar ini
Bersama doa orang tua
Selalu hidup, tumbuh dan tersemai di hati
Tinggalkan Balasan