Mozaik di Ruang Kelas dan Puisi Lainnya

Mozaik di Ruang Kelas Impian

Sebab pendidikan, kutemukan, bukan pabrik cetakan
Menghasilkan produk seragam untuk sebuah pasar persaingan
Tentang merayakan yang istimewa, bukan mengasingkan

Di ruang kelas impian semua anak dipandang berwarna
Tak ada yang redup, tak ada yang terlalu nyala
Mereka berpadu dalam rona jingga menorehkan kisah bersama
Menjadi mozaik indah, bukan serpihan tiada guna

Di sana
Keterbatasan bukan sebuah halangan
Setiap anak berhak membingkai keberanian meraih impian
Di setiap langkah kecil dia disambut
Setiap suara mendapat tempat untuk didengar dan dibanggakan

Di Antara Detak yang Kembali

Di antara ruang gerak semu
Nadimu berdenyut kembali
Rasanya seperti mimpi
Seolah sang fajar menyambut Mentari
Menandai hari akan kembali

Seorang anak kecil terlahir di dunia
Menjejak tanah untuk pertama kali
Ruang geraknya masih dibatasi oleh dinding
Tangisnya menggema di udara
Setiap hembusan napasnya adalah anugerah

Entah milik siapa aroma itu menyeruak
Namun, rasanya hangat
Seolah dunia ikut tersenyum
Anak itu terlahir kembali
Di hari yang sama dalam tubuh yang berbeda

Wajahnya kini tampak lebih dewasa
Rindunya masih tetap milik semesta

Menemukan Diri di Antara Luka

Kupandangi foto seorang anak kecil
Rasanya baru kemarin masa itu terlewati
Hidup melaju begitu cepat
Membawaku berkelana sejauh ini
Ada harapan dan doa di setiap langkah ku pijak pergi
Entah rindu, atau ganya bayangan semu yang sesekali menghampiri

Terkadang harapan itu muncul di sela bait-bait ouisi ini
Membayangkan hidup indah seperti yang diam-diam ingin kunikmati

Namun, aku bersyukur
Telah hidup sejauh dan sebesar ini
Bersama doa orang tua
Selalu hidup, tumbuh dan tersemai di hati

Penulis

  • Ririn Aminatun Sholikah lahir di Ngawi pada 22 Agustus 2005. la merupakan mahasiswa UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo program sarjana Jurusan Tadris Bahasa Indonesia dan saat ini sedang menempuh semester 5. Ketertarikannya terhadap dunia sastra telah tumbuh sejak masa sekolah dasar, ketika ia mulai menuliskan kisah-kisah sederhana dalam buku harian pribadinya. Pada jenjang SMP, minat tersebut semakin berkembang melalui kegiatan membaca berbagai cerita di Wattpad serta mengoleksi novel-novel fiksi dari berbagai penulis. Dari kebiasaan membaca dan menulis itu, Ririn mulai mengekspresikan gagasan dan imajinasinya ke dalam bentuk cerpen maupun narasi kreatif yang merefleksikan pandangannya terhadap kehidupan. Bagi Ririn, menulis bukan sekadar kegiatan hiburan, melainkan sebuah cara untuk memahami diri, menyampaikan pesan, dan membangun dunia imajinatif melalui kata. Temukan kesehariannya dan inspirasinya di Instagram: @xnsree


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Amaliya Khamdanah Buku Resensi Ulas

Resensi: Melintasi Zaman di Kudus Melalui Novel Sang Raja

Apacapa Sholikhin Mubarok

Kebenaran Adalah Kebaikan Kolektif

Cerpen Wilda Zakiyah

Cerpen: Siklus Selotirto

Puisi

Puisi: Ketika Bendera Berdetak

Buku Muhamad Bintang Resensi Ulas

Resensi: Hikayat Kadiroen

Buku H.O.S. Tjokroaminoto Indra Nasution Ulas

Ulas Buku – Islam dan Sosialisme karya H.O.S. Tjokroaminoto

Ahmad Radhitya Alam Puisi

Ludruk dan Puisi Lainnya Karya Ahmad Radhitya Alam

Puisi Zainul Anshori

Seuntai Pengorbanan

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Teman Saya yang Sudah Menjadi Ayah

Puisi Wiviano Rizky Tantowi

Puisi: Kayu Layu

Ahmad Zaidi Apacapa Esai

Mapasra: Merayakan Perjalanan Puisi

Apacapa Wilda Zakiyah

Adha yang Berpuisi

Apacapa

5 Tips Mencari Tiket Pesawat Murah Jelang Tahun Baru 2018

carpan Helmy Khan Totor

Carpan: Sapo’ Mardha

Puisi Raihan Robby

Puisi: Di Luar Rencana

Curhat Moh. Imron

Ramadan: Tangisan pada Suatu Malam

Puisi Zikri Amanda Hidayat

Puisi: Pulang Kerja

Apacapa

Patung Letnan Nidin dan Letnan Soenardi, Hanya Pajangan Belaka (Bagian I)

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Posisi Komunitas Muda Kreatif Situbondo dalam Revolusi Industri 4.0

Advertorial

Teknisi Generator Set Handal di Indonesia