Puisi: Jalan Pulang

freepik


Puisi-Puisi Saiful
Arif Solichin

 

Sajak Yang Pulang

Ihda Asyrofi

 

Pada sebuah
jalan kenangan

Beribu syair
kini menyepi

Merambah pada
kesunyian malam

Yang
satir-satirnya perlahan runtuh

 

Menyisih ke
tepian pantai

Dalam dekapan
senja putih

Risau penyair
berbisik:

 

Kini tak ada
lagi kata terucap

Bergeming di
antara ruang kosong

Sajak-sajak
indah hanya mengaliri kertas putih

Tertuang
suka-suka, hambar tak ada makna

 

Seperti angin
yang cepat berlalu

Melalui
sebuah pesan rahasia

Dititipkannya
wasiat permisi

Atas
kepulangan syair

Pada dinding
yang rapuh sore itu

 

Sarang, 2021

 

 

 

Di bawah Hujan

Ihda
Asyrofi

 

Sewaktu jarum
jam mulai berdenting

Dua mata itu
tak lagi pandai bercakap

Membisu pada
keraguannya sendiri

Menaksir
hasrat yang diam-diam dilangitkan

 

Di bawah
hujan

Dipandanginya
rinai yang jatuh

Menyisir ke
arah lampu-lampu kota

yang
cahayanya menjadi temaram

 

sedang di
bahu-bahu jalan

angin
berhembus begitu pekat

Mengoyak
ranting-ranting

Mengugurkan
daun-daun

Meluruhkan
harapan

 

Pada
janji-janji yang telah dibuat

Sepasang mata
itu mendekapnya

tanpa
ragu-ragu

 

Sarang, 2021

 

 

 

 

Deru Nestapa

Ihda Asyrofi

 

Sudah tiba
masanya

Kuncup-kuncup
menjadi layu

Di musim gugur

Sepasang
merpati berjauhan

 

Ranting-ranting
terlihat
patah

purnama tampak suram

 

rusa yang cepat langkahnya

memacu diri membelah angin

:melepas cemas

 

Pada sepotong arus

Nasehat-nasehat dipesan

Di ketinggian tak terhitung

ketenangan semakin terusik

riak air bising tanpa jeda

 

Sarang, 2021

 

 

 

 

Bertaut

Ihda Asyrofi

 

Lihat burung camar itu

Menggoda awan yang sedang bercakap

Menari-nari di sekelilingnya

 

Biru langit menjadi kian dalam

Memintal berkas-berkas cahaya tanpa
pola

Seperti buih di lautan

yang berserak dan terurai

 

Sementara ranting-ranting kering

Di batang pohon sibuk melukis

Menggurat garis-garis seirama

Dibentuknya seperti tatanan arus

 

Akar yang piawai menopang

dibuatnya daun tertiup angin tak
gugur

Sedang pada bunganya kumbang-kumbang
itu bertaut

 

Sarang, 2021

 

 

 

Pada Sebuah Jarak

Ihda Asyrofi

 

Pada sebuah jarak

Langkah-langkah kecil berjalan tak
beraturan

Ditebasnya dingin malam penuh sesak

Rerumputan di sekelilingnya tampak
menggigil

 

Sekeping senyum mulai meregas

Melihat langit penuh bintang

Letupan-letupan kembang api ramai di
udara

Melepas pendar kilau bertebaran

 

Pada sebuah jarak

Langkah kecil itu masih berjalan

Menyelinap cepat diantara kegelapan

Dibelahnya kesunyian yang penuh
rahasia-rahasia

 

Sarang, 2021

 

 

 

 

Jalan Pulang

Ihda Asyrofi

 

Adakah jalan pulang

Untuk keraguan yang berkelok

Dari nyala mata, yang menyelipkan tanya

Perihalmu, tiada henti

 

Adakah jalan pulang

Meski hanya setapak

Untuk perangai yang hina ini kembali

 

Telah terlaksana

Dalam tawanya, ia memelihara tangis

Merawat dzikir, menyemai doa

Untuk dilangitkan

Menuju meja tuan

Bersama hidangan lain

Terimalah

 

Di tepian jalanan

Harapan tersungkur

Untuk bertahta di savana agung

Terpejam, meneguk tirta amarta

Menghirup semerbak arumi bunga padma

 

Panger, 2020

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Buku Junaedi Ulas

Jangan Tinggalkan Desa, Karena Desa Layak untuk Diperjuangkan

Buku Edo Arnanda Ulas

Resensi: Lord of the Flies

Muhammad Lutfi 2 Puisi Puisi Anak

Puisi Anak Karya Muhammad Lutfi

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Review Buku Orang-Orang Bloomington

Apacapa Arif Noerfaizal

Refleksi 73 Tahun Indonesia Merdeka

Buku Toni Al-Munawwar Ulas

Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut

Mored Moret Sirli Qurrota Aini

Cerpen Mored: Selembar Kerudung dan Senandung Cadar dalam Mata Lelaki Cina

Apacapa Imam Sofyan

Melihat Masa Depan Situbondo dari Lomba Flashmob Panarukan

M. Najibur Rohman Resensi

Resensi: Surat-surat Bukowski tentang Menulis

Agus Hiplunudin Apacapa Feminis

Instagram, Lesbian dan Kebebasan Seksualitas

Ali Gardy Rukmana Apacapa

Album Stilasi: Merangkai Tradisi Nusantara

Advertorial

Aturan Pemasangan Panel Surya

Apacapa fulitik matrais

GOR BK Serius Amat, Ini Usulan Nama Alternatif yang Patut Dipertimbangkan

Agus Widiey Puisi Madura

Puisi Madura: Dika Kodu Tao Karya Agus Widiey

Agus Widiey Puisi

Puisi: Amsal Sunyi

Resensi

Resensi: Parade Senyap

Apacapa Cerbung Moh. Imron

Cerbung: Farhan dan Perjalanan ke Barat (Part 1)

Irman Lukmana Puisi takanta

Puisi: Tiga Cangkir Kopi untuk Pacarku

Apacapa Dani Alifian Sastra

Sastra Erotis, Membaca Sastra Agar Tidak Bertendensi Pornografi

Fendi Febri Purnama Puisi Madura

Puisi Madura: Petteng Calèmot Karya Fendi Febri Purnama