Hasil pencarian untuk: max-results=5

  • Ahmad Muzadi: Selamat Jalan Kawan, Karyamu Abadi

    Mengenangmu adalah pekerjaan paling mudah, dik. Begitulah sebuah kalimat dalam kaos ke 2 yang kami rilis. Berilustrasikan laptop, buku, pen, dan kopi. Barangkali gambar tersebut mewakili hobi atau—semoga—menjadi sebuah profesi kami. Beraktivitas di depan layar laptop, sesekali membaca buku, minum kopi atau ngeteh dan jika sempat menulis atau menggambar atau mensket sebuah ilustrasi. Saat Muzadi…

  • Gunung Ringgit dan Puisi Lainnya

    Oleh: M Firdaus Rahmatullah* Gunung Ringgit tiada yang tersisa di gunung ringgit, udara habuk dan dedaunan gugur serupa kapuk yang selalu membuat mataku berang seolah menempuhi hidup tak tenang demi membersihkan diri dari waktu bersuci dari perilaku tak tentu menghitung yang kandas sebelum kata-kata lunas sambil melepas harapan yang aku pegang menerbangkannya menuju cakrawala mendatang aku…

  • Milenial Cerdas, untuk Pilkada Berkualitas

    Oleh : Faidul Irfani Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Situbondo untuk periode 2020-2024 akan segera dihelat di tahun 2020. Publik bertanya-tanya tentang siapa dan bagaimana masa depan Situbondo di masa yang akan datang. Begitupun dengan kelompok milenial, adakah keberpihakan para calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan datang terhadap masa depan generasi milenial di…

  • Cerpen: Sebelum Membayar Dendam

    Oleh: Toni Kahar Kamu akan merasa iba kepada ibumu jika tahu bagaimana ceritanya pada saat kamu ada di dalam kandungan. Ibumu, yang bernama Marni itu hidup sendiri menjagamu dalam kandungan. Kamu diklaim terkandung dalam rahimnya setelah dikuburkannya jasad ayahmu yang berdarah-darah, tersebab perkalahian. Ada yang memberikan kabar, jika Darso, tetangga dekat ayahmu mengganggu Ibumu. Mencak-mencak…

  • Cerpen Mored: Benang Merah Pengekang

    Oleh: Taradita Yandira Laksmi* Lembayung senja menyinari hamparan biru laut di hadapanku. Seolah kaca yang mendapat sinar, bagai permata pantulannya menyinari netraku. Tampak serasi dengan deru ombak, nyanyian unggas udara, dan percikan kilas masa lalu. Menghantamku kembali pada masa kelam itu. Aku menatap jauh, seolah awan yang berarak merupakan gumpalan kesahku. Tatapku tak seindah mereka,…

  • Cerpen: Sebelum Kau Terjun Malam Itu

    Oleh: M Firdaus Rahmatullah Seharusnya malam itu aku pulang terlebih dahulu sebelum Marni berhasil meloloskan diri dari kamar tidur yang kau kunci dari luar. Jika bukan lantaran menuruti kegembiraanku yang bergas, tentu kau tak perlu terjun dari lantai tiga kontrakan. Marni memang tak bersalah. Tentu saja. Usianya yang menginjak lima tahun masih belum mampu mencerna…

  • Puisi: Santet

    AWAL TAHUN : MUSIM AKAN BERGANTI Pancaran cahaya keperak-perakan Dari mendiang sang senja Bekas silauan mentari yang mulai terbenam Di penghujung barat cakrawala Berhias gerombalan burung camar Yang hendak pulang menuju sarangnya Sambil dendangkan kicauan khas Bertasbih memuji sang pencipta Namun, gumpalan pekat bertransisi Mengitari atap langit kala itu Mengikuti setiap embusan angin Dari arah…

  • Sebuah Cerita Horor Tentang Pernikahan

    Oleh: Raisa Izzaty Sepuluh bulan yang lalu, saya sedang duduk dengan gamang di ruang tamu salah satu vendor undangan pernikahan. Saya membaca ulang, berkali-kali, hampir puluhan kali nama yang tertera pada undangan yang telah jadi tersebut. Ada nama saya dan seorang laki laki, juga nama kedua orang tua kami, serta tanggal dan tempat acara. Saya…

  • Jika Tidak Mampu Menjadi Pandai, Setidaknya Jangan Pandir

    Oleh: Raisa Izzaty Akhir minggu lalu salah seorang kawan lama menelepon saya. Ia bercerita sambil sesenggukan. Kantor tempatnya bekerja gagal menindak tegas teman kantornya yang lain yang melakukan pelecehan seksual kepadanya. Lebih menyebalkan lagi, si bos menyalahkan teman saya, menyuruh teman saya untuk berjilbab saja supaya tidak mengundang syahwat. Mungkin masih segar di ingatan tentang sebuah…

  • Puisi: Amsal Luka

    PUISI-PUISI: J. AKIDLAMPACAK* Amsal Luka Jeritan yang berada di dasar waktu adalah rindu Dan engkau belum sempat melihatnya, sebab kepercayaan hanya milik cahaya. Namun, di tubuh kita, sebuah doa selalu tercipta. Pesona yang turun perlahan Seperti menuliskan kepulangan Menepi di tempat biasa kita menyendiri Sebelum kematian terlalu senang dicermati. Sampang.2019 Surat Terakhir    Di surat…