Ulas Buku – Memaknai Segitiga Cinta

Judul Buku : Cinta dalam Semangkuk Sop Kaki Kambing
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Cetakan : I, Oktober 2016
Tebal : 176 Halaman
ISBN : 978-602-6334-03-9
Sisi cinta tidak lepas memandukan pasangan seperti
melekatnya hati dan uluran pikiran terhadap meluluhnya jiwa laki dan perempuan.
Setiap malam minggu kadang pula menemui cinta dalam ruangan kafe untuk
menikmati sajian hangat sambil berbincang hangat penuh keharmonisan. Tetapi
tidak semuanya pasangan diajak jalan-jalan melainkan bisa dimanfaatkan melalui
berbagai cara.
Buku ini menceritakan bagaimana cinta ini menikmati
secara sederhana yang dimabuk asmara. Di dalam cerita ini berisi tentang cinta
yang menyajikan hidangan sop kaki kambing sebagai makanan favorit para tokoh
dalam cerita tersebut. Tulisan yang tertuang dalam cerita ini mengandung bahasa
santai, muda, dan dapat menjadikan hiburan bagi pembaca yang menginjak usia
muda. Selain menceritakan keseharian juga dipaparkan sebuah kisah yang akan
melihat kilas balik seputar perjalanan hasil perekaman di luar negeri. Tujuan
dari buku ini bahwa bagaimana si pembawa cerita ini akan mengantarkan segitiga
cinta menuju ke sebuah tempat yang layak disaksikan agar membawa hangat sebagai
pengalaman berharga bagi pembaca.
Cerita ini dimulai saat melakukan jalan-jalan ke berbagai
tempat hanya sekadar obrolan santai sambil menikmati kencan yang begitu indah.
Ia menempuh kuliah di Universitas Indonesia. Agar memudarkan kawannya ia rela
berbagi ungkapan yang segampang itu.
Kali ini gue juga kembali mengindam sop kaki
kambing Gandhi. Sebenarnya bukan karena gue sedang lapar. Tapi lebih disebabkan
karena gue tiba-tiba merasa amat bersalah. Sambil menyeruput kuah penuh kaldu
di mangkuk ukuran sedang itu. Pikiran gue kembali menerawang. Gerangan apa
bisa-bisanya menyatakan hal yang amat sensitif kepada sahabat gue? Dan gerangan
apa yang menyebabkan gue urung melakukan sebuah perbuatan mulia yang akan
membahagiakan kedua sahabat gue tersayang? Sahabat semacam apa gue? Dan,
terutama, laki-laki macam apa gue ini?
(Hal 40).
Ini
menjadi reaksi pertama bagi diri yang pertama kali mencicipi sop kaki Kambing.
Secara menilai bukan bertujuan lapar melainkan tiba-tiba ada merasa bersalah
atas apa yang telah diperbuat oleh Gandhi. begitu menyeduh kuah sop kaki
kambing akan memancarkan rasa yang tentu menjadi sebuah pertanyaan yang
terlintas bagi diri sendiri.
Di
tengah cerita ia menilai Gandhi teman satu group di What’s App ini berpikir kurang menarik sebab dianggap meremehkan
cinta yang merobekkan hati dan pikirannya. Inilah isi tulisan ini memeraskan
kehidupan yang memisahkan cerita dan persahabatan yang dapat memaknai sebuah
cobaan.
Di akhir
cerita terdapat kisah yang dapat memetik hikmah dari sebuah cerita yang
dituliskan. Sekilas isi kisah hanya mengilas sebuah pengalaman yang dirasakan oleh
penulis. Pertama ia mengujungi ke Museum Fatahillah yang mengetahui tentang
sejarah batavia. Betapa sejuknya ia menaiki kereta trem uap. Lalu melihat
gereja yang pernah dibantai oleh kalangan masyarakat portugis. Sulitnya
menyusahkan tulisan catatan akan terasa suntuk sebab menghandalkan jalan-jalan
secara bersenang-senang.  Kemudian ia
menempuh sekolah di Belanda untuk menuntut ilmu di sana. Semata-mata pernah
menempuh kelas yang seolah-olah menjadi sesuatu yang terkesan. Dilanjutkan
dengan jalan-jalan ke berbagai tempat bersama orang tua tentu menjadi tujuan
utama dalam berdestinasi wisata bersejarah yang tak pernah terlupakan.
Sambil
becengkraman dengan keluarga bahkan masih melanjutkan ke tempat bersejarah.
Cinta bukan hanya meromantiskan hati dan pikiran melainkan cinta juga
dipengaruhi segala kehormatan terhadap kasih. Sekadar kisah Grace bersama orang
tua untuk mengurus kuliah. Setelah lulus dari sekolah belanda ia rela menjadi
menantu. Perjuangan penuh keteladanan maka Grace ditekuni pekerjaan sebagai
penari. Jadi cinta bisa merekatkan kebaikan agar mendapat apa yang diberikan bermanfaat.
Biodata Penulis
M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki
berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada
Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya
dan Anggota UKKI Unitomo. Nomor Telp/WA : 083854809292, Email :
rokhmansyahdika@gmail.com Facebook : M Ivan Aulia Rokhman. Alamat Korespondensi
: Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60117.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fani Haryadi Puisi

Puisi : Pesona Keheningan Karya Fani Haryadi

Cerpen Fajar SH

Cerpen: Jurang Ludruk

Cerpen Kakanda Redi

Cerpen: Ular-Ular yang Bersarang dalam Kepala

Cerpen M Firdaus Rahmatullah

Cerpen: Ingatan tentang Sepasang Mata

Cerpen

Setelah Canon In D, Aku Mungkin Tak Ada Lagi

Alex Apacapa

Sebuah Kado di Hari Pernikahanmu

Apacapa Irwant

Jomblo dan Motor Tunggangannya

Puisi Riski Bintang Venus

Puisi – Penantian yang tak Berujung

hafid yusik

Surat Terbuka untuk Kiai Muhyiddin

Puisi Rudi Santoso

Setan Rindu dan Puisi Lainnya Karya Rudi Santoso

Cerpen Irwant

Rindi Rindu

Apacapa Harjakasi Wahyu Aves

HARJAKASI: Hari Jadi Kabupaten Situbondo

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Selamat, Mas Rio dan Mbak Ulfi

Apacapa Fadhel Fikri

Gus Miftah dan Dakwah yang Merendahkan: Sebuah Kritik dari Perspektif Teologi Antroposentris

Ahmad Syauqil Ulum Prosa Mini

Kenapa Aku, Siapa Aku?

Apacapa Madura Syaif Zhibond

Rèng Lakè’ Pernah Alebhele

Cerpen Wilda Zakiyah

Cerpen: Tradescantia

Apacapa fulitik

Menggugat Integritas Pejabat Publik

Ali Ibnu Anwar Puisi

Puisi: Tubuh yang Mengandung Hujan

Buku Thomas Utomo Ulas

Ulas Buku: Perlawanan Terhadap Eksploitasi Anak