Puisi : Sungai dan Puisi Lainnya Karya Zen KR. Halil

Add caption


Puisi
Zen KR. Halil*
Jalan-jalan ke Kota Harapan
Jalan-jalan
ke kota harapan
Dimana
di pinggir jalan
Terpajang
gambar kita
Sebagai
sepasang suami-istri di pelaminan
Dan
tugu kotanya adalah
Tangan
kita yang setia erat berpegangan.
Jalan-jalan
ke kota harapan
Di
pagi hari, kicau burung ramai
Menyuarakan
nama kita bergantian
Di
malam harinya, lampu-lampu
Seluruhnya
berganti matamu.
Jalan-jalan
ke kota harapan
Dimana
segala doaku tentangmu
Telah
menjadi kenyataan.
Batang-batang,
2019
Bukankah Engkau Adalah Luka
Bukankah
jika aku mencintaimu
Sama
saja aku mencintai rasa sakit?
Karena
luka yang sebenarnya adalah senyummu
Menelantarkanku
pada kesia-siaan yang tak berujung.
Karena
luka yang sesungguhnya adalah engkau
Mengajakku
berjalan di bawah terik
Untuk
memberimu teduh bila kakimu telah letih
Lalu,
ketika hujan datang
Engkau
membiarkanku kedinginan
Saat
kau riang berada di lain pelukan.
Bukankah
jika aku mencintaimu
Sama
saja aku mencintai rasa sakit?
Mei,
2019
Sumenep,
2019
Elegi Mencintaimu
Mencintaimu
adalah sebuah kesalahan
Sebagaimana
aku berjalan ke arah barat saat pagi
Untuk
mengejar bayang-bayangku sendiri.
Mencintaimu
adalah sebuah upaya
Dimana
aku kembali mengajari diri
Menikmati
belati yang mengiris-iris hati.
Mencintaimu
adalah serupa aku bermimpi indah
Dan
ketika terbangun
Mataku
hanya menatap resah
Karena
tak mampu mengulangi dan mewujudkannya.
2019
Kepada Kau
Aku
ingin berlayar ke matamu
Lebih
jauh lagi
Sebelum
lautmu menjaga amarah debur
Menghempasku
menuju tepi.
Aku
ingin berteduh pada sejuk senyummu
Sampai
luruh seluruh pilu di tubuh
Sampai
aku-kau tak lagi mengasuh keluh.
Aku
ingin mengenalmu lebih pagi
Dari
kokok ayam yang membangunkan matahari.
2019
Sungai
Aku
akan terus mengalir
Sampai
kujumpa
Hatimu
sebagai hilir.
Annuqayah,
2019
*Zen KR.
Halil
Santri PP. Annuqayah
Lubangsa asal Batang-batang yang mulai menyukai puisi sejak berproses di
Komunitas Persi. Karyanya pernah dimuat di sejumlah media seperti : Galeri seni
sastra Pesantrian, Buletin Kompak, Radar Madura, Jejak Publisher, Kabar Madura,
Lini Fiksi, Majalah Simalaba, NusantaraNews.co, Tulis.me,Tuban Jogja,
Kawaca.com,Suara Merdeka, dll.  Dan saat
ini turut aktif di RL community dan Komunitas Ngaji Puisi. Buku antologi
bersamanya : Tanah Bandungan (FAM:2017), Perempuan yang Tak Layu Merindu Tunas
Baru (FAM:2017), Pekerja Kasar Tanjung Luar (TidarMedia:2017), Yang Berlari
dalam Kenangan (PERSI:2019).

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agus Hiplunudin Cerpen

Cerpen: Perempuan Capung Merah Marun

Alex Cerpen

Cerpen: Masalah Ketika Ingin Menjadi Dewasa

Apacapa Nanik Puji Astutik

Mencari Teman Hidup

Cerpen Nanda Insadani

Cerpen : Azab Pemuda yang Menyukai Postingannya Sendiri Karya Nanda Insadani

Puisi Syukron MS

Puisi: Malam Minggu

Ahmad Maghroby Rahman Apacapa takanta

Selamat Molang Are Takanta.id

Apacapa

Mas Rio Buronan: Dari Wano Menuju Situbondo

Joe Hasan Puisi

Puisi: Kisah dalam Buku dan Puisi Lainnya

Indarka P.P Resensi

Resensi: Relasi Kuasa, Kisah Asmara dan Pengorbanan

Apacapa Esai Halimah Nur Fadhilah

Kemajuan Teknologi Dalam Dunia Pendidikan

Cerpen Sukartono

Cerpen Gelisah

Advertorial

Tips Memilih Celana Boxer Agar Nyaman Digunakan

hafid yusik

Surat Terbuka untuk Kiai Muhyiddin

Baiq Wahyu D. Puisi

Puisi: Purnama di Bulan Januari

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Perjalanan Tiga Pendaki untuk Memaknai Kehidupan

Cerpen Nasrul M. Rizal

Cerpen : Perihal Tabah Karya Nasrul M. Rizal

Cerpen Kakanda Redi

Cerpen: Ular-Ular yang Bersarang dalam Kepala

Ahmad Radhitya Alam Puisi

Ludruk dan Puisi Lainnya Karya Ahmad Radhitya Alam

Apacapa Kampung Langai Situbondo Wilda Zakiyah

Festival Kampung Langai 6: Pertemuan dengan Sosok yang Lain

fulitik

Editorial: Wisata Perang, Babak Baru Pariwisata Situbondo Gagasan Mas Rio-Mbak Ulfi