Avatar admin

Tentang Penulis

  • Resensi Ronggeng Dukuh Paruk

      Judul Buku : Ronggeng Dukuh Paruk Pengarang : Ahmad Tohari Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2015 Halaman : 406 halaman Resensi oleh : Kriselda Dwi Ghisela   Ini merupakan kisah tentang Srintil, seorang wanita yang tumbuh dan dinobatkan sebagai ronggeng di Dukuh Paruk. Sebuah dukuh yang melestarikan kemelaratan dan kebodohan serta…

  • Cerpen: Waktu yang Pecah di Balik Pintu

      Oleh: Hana Yuki Tassha Aira Pukul lima sore. Pintu terbuka dengan kencang dari luar. Bagian dalamnya membentur tembok dengan keras. Bersama bayang pohon yang turut hadir dalam kamar itu, kamu berjalan tergesa ke arahku. “Capek, benar-benar lelah aku berasa diperas setiap hari. Kerjaan sana sini, mengaku sudah selesai dengan pekerjaan sebelumnya langsung dikasih kerjaan baru.…

  • Puisi-puisi Kurliyadi: Yang Kita Ingat

      YANG KITA INGAT   jalan sedikit menikung, pagar-pagar kebun pohon berduri dengan mata telanjang kau akan melihat luas segara terkadang kami anak-anak kuat memanjat dan  berteriak menyebut nama-nama ikan dan lokan ataupun nama pahlawan, berteriak lagi pada pesawat-pesawat yang terbang di atas bubungan rumah meminta uang “kapaaaal menta’a pessenaaaa”   di tepian pantai pasir-pasir…

  • Cerbung: Fikri dan Kisah-Kasih di Sekolah (Part 6)

    Oleh: Fikri Tubuhku telungkup kedinginan, samar-samar terdengar suara azan Subuh. Aku belum sepenuhnya sadar. Seolah mata menyuruhku untuk melanjutkan tidur tapi hati memaksa untuk bangun. Aku bangun untuk menunaikan salat Subuh meskipun tubuh terasa berat dan mata terasa makin terpejam rapat. Aku tak mau kalah. Aku lawan rasa malas sekuat tenaga dengan harapan hari ini…

  • Cerpen: Biru

    Oleh: Aldi Rijansah Langit begitu biru dan burung-burung terbang di langit yang begitu cerah tanpa perlu memusingkan tentang apa yang tengah terjadi di bawah bumi sana, di antara para manusia yang egois dan saling menyingkirkan satu sama lain. Dan di sanalah kamu, seorang gadis bergaun biru, yang birunya serupa warna langit itu sendiri. Berbaring kaku…

  • Puisi-puisi Rizal Kurniawan: Ibu Kota Baru Suatu Pagi

      Ibu kota Baru suatu Pagi   ibu kota baru suatu pagi adalah pesan yang harus diantar segera ke desa-desa kecil kalimantan kita masih boleh memilih: melajukan mobil pajero ke palangkaraya utara atau menaiki rental astrea untuk sejenak bermain dengan dayak-dayak kecil yang tak sekolah   hanya hujan yang dapat menemani badan perencanaan pembangunan nasional…

  • Bang Zul Ajak OJK dan BI Berdayakan UMKM di Situbondo

    Selasa (28/2), Zulfikar Arse Sadikin, S.IP., M.Si Anggota Komisi XI DPR RI hadir dalam acara Sosialisai Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendorong UMKM di Kabupaten Situbondo.  Pada acara yang berlangsung di Hotel Lotus Ballroom, Panji, Situbondo, Bang Zul hadir untuk memberikan pengantar yang berkaitan tugasnya di Komisi XI. Menurut Bang Zul, OJK merupakan salah satu mitra…

  • Cerpen: Lelaki Berpayung Putih

      Oleh: Putri Oktaviani Ketika lututku terjatuh di tanah yang basah, aku kembali menangis. Menatap batu nisan yang bertuliskan nama istriku. Wajahnya terekam begitu baik di memori ingatanku. Bersamaan dengan suara tangis seorang bayi yang sebenarnya tidak aku harapkan kehadirannya. Saat kami masih hidup berdua dalam usia pernikahan keempat, rumah tangga kami masih tenteram dan penuh…

  • Puisi-puisi Citta Mandala

      Gerimis Itu Masuk ke Mataku   Lihat apa yang ada di depanku sekarang:             gerombolan awan serupa domba yang digiring menuju selatan             angin dingin yang mulai membelai belulang             gerimis kecil membentuk jejak air di kelopak anggrek ungu             burung-burung dalam perjalanan pulang             dan percakapan singkat sederhana Tapi kenapa gerimis itu masuk…

  • Bâbitthèl

    Aḍḍo bâbitthèl polè!. Jantung sè romasana ghâgghârâ tambâ bhârâ sè sek–sek mossa’è ḍâḍâ. Taḍâ’ rassa kasta, oca’ èyaḍâ’ rowa ghun takerjhâddhâ abâ’ nèka. Pagghun èsokkorè jhâ pon paparèngnga Ghustè. Maskèya bârâmma èngghi pagghun buwâna cinta. Tekka’ lopot ḍâri terro sakèng ghânèka jhâlân sè pastè tanto. Tangghâl ghânèka, bâjâ sorè sar-asar mabâ. Kadhiyâ sè pon ètangghâli…