Di
Bawah Bulan
Bawah Bulan
Aku berada di bawah
bulan. Di atas bangku taman.
bulan. Di atas bangku taman.
Menikmati
pemandangan kapal-kapal sebelum di pelabuhan
pemandangan kapal-kapal sebelum di pelabuhan
Mencicipi dinginnya
angin pantai
angin pantai
Menghirup udara
kesepian
kesepian
Lalu menelan
beban-beban sebelum malam.
beban-beban sebelum malam.
“katanya ia ingin
datang”
datang”
Aku masih menunggu
di bawah bulan. Di atas kursi taman.
di bawah bulan. Di atas kursi taman.
Dan di samping
bayang pohon besar.
bayang pohon besar.
Ia pandai dalam
berkenalan.
berkenalan.
Ia pandai menjalin
kawan.
kawan.
“sebentar lagi ia
akan sampai”
akan sampai”
Awan-awan mulai
datang
datang
Sabit pun mulai
sedikit hilang
sedikit hilang
Bintang tak lagi
kelihatan. Perayaan.
kelihatan. Perayaan.
Pertanda sambutan?
Garimis mulai
menjatuhkan diri dengan manis
menjatuhkan diri dengan manis
Membawa kabar,
memancing debar.
memancing debar.
“ia tak jadi
datang”.
datang”.
“kenanganmu tak jadi
datang”.
datang”.
Di bawah bulan. Di
bawah malam -terasa kelam.
bawah malam -terasa kelam.
Jember, 1 April 2020
Hari
Membungkus Kenangan
Membungkus Kenangan
Tepat tengah malam.
Pukul 23.03
Pukul 23.03
Seorang laki-laki
tengah menduduki lautan kopi
tengah menduduki lautan kopi
Ia menghadap malam.
Menghadap bulan
dengan bintang jarang-jarang
dengan bintang jarang-jarang
Sambil mengenyam
kata
kata
Melukis cerita
tentang senja.
tentang senja.
Ia bungkam di tengah
ributnya malam.
ributnya malam.
Jemarinya bergerak
lentik
lentik
Matanya semakin
menyipit
menyipit
Bibirnya
berkomat-kamit
berkomat-kamit
Otaknya semakin
terbesit
terbesit
Suara ketikan mulai
terdengar asik
terdengar asik
Mencoba menampik
gerimis walau sedikit.
gerimis walau sedikit.
“sedang apa dia di
dalam sana”
dalam sana”
Ia berenang dalam
lautan kenang. Sialan.
lautan kenang. Sialan.
Kutukan tengah
malam. Lalu hujan.
malam. Lalu hujan.
Gemuruh mulai riuh
Menambah gigil
dengan sambutan angin.
dengan sambutan angin.
Ia lepas dari
renjana yang ku buang di tengah senja.
renjana yang ku buang di tengah senja.
Aku bungkus ia dan
kawan-kawannya
kawan-kawannya
Lalu warga kota ikut
mengepungnya.
mengepungnya.
“ia hadir hanya
menambah getir”
menambah getir”
Semua membungkusnya.
Warga kota
membungkusnya.
membungkusnya.
Tukang ojek
membungkusnya ?
membungkusnya ?
Tepat pukul 00.01
perayaan telah usang.
perayaan telah usang.
Jember, 2 April 2020
Bukan
Retorika Bulan dan Bintang
Retorika Bulan dan Bintang
Sudah lama kita tak
bertamu. Tak bertemu
bertamu. Tak bertemu
Sekarang hari sabtu.
O malam minggu
O malam minggu
Anak sekolahan
reonian
reonian
Pacar-pacar
menghamburkan uang
menghamburkan uang
Para pedagang
tertawa girang
tertawa girang
Kita merayakan
kehilangan. Merayakan kenangan
kehilangan. Merayakan kenangan
Menunggu malam.
Menunggu usang.
Menunggu usang.
Awan awan mulai
berkumpul
berkumpul
Membawa kepul. Lalu
mendung.
mendung.
Hujan pun ikut
turun.
turun.
Ikut berkumpul di
padang alun-alun.
padang alun-alun.
Sedang kita mulai
terkepung.
terkepung.
Layaknya bulan dan
bintang yang bertemu diam diam
bintang yang bertemu diam diam
Lalu berpelukan di
tengah dingin hujan
tengah dingin hujan
Kita berpelukan ?
Malam tak mungkin
bertemu siang
bertemu siang
Rabu tak mungkin
bertemu minggu
bertemu minggu
kita bertemu ? –
hanya bertemu.
hanya bertemu.
Jember, 3 april 2020
Undangan
Baru Untuk Kekasih Lama
Baru Untuk Kekasih Lama
Di stasiun sebelum
keberangkatan menuju madiun
keberangkatan menuju madiun
Kereta itu dipaksa
berpisah dengan penumpang
berpisah dengan penumpang
Dipaksa pergi dari
stasiun sebelum madiun
stasiun sebelum madiun
Dipaksa sendiri saat
perjalanan kembali
perjalanan kembali
Ahh manusia memang
suka memaksa.
suka memaksa.
Lalu kamu datang
Bersama sorot mata
yang begitu jalang
yang begitu jalang
Menatap kereta.
Menatap senja. Menatap kekasih lama.
Menatap senja. Menatap kekasih lama.
Rautmu masih seperti
rembulan
rembulan
Rambutmu masih
selebat hutan di Jombang
selebat hutan di Jombang
Bibirmu… Ntahlah ia
selalu mengembang
selalu mengembang
Dan aku semakin
hilang akal.
hilang akal.
Ada yang kau
hantarkan
hantarkan
Tangan ini begitu
nakal tak kenal sabar
nakal tak kenal sabar
Sebuah kertas
bertulis namaku di kolom yang di tuju.
bertulis namaku di kolom yang di tuju.
Seperti membuka
duka.
duka.
Yang ditinggal tak
hanya penumpang
hanya penumpang
Yang diangkut tak
hanya barang bawaan
hanya barang bawaan
Yang di genggam
bukan lagi tangan.
bukan lagi tangan.
Minggu depan akan ku
penuhi semua hutang-hutang.
penuhi semua hutang-hutang.
Jember, 3 April 2020
Acara
Senja
Senja
Aku mendengar kabar
Katanya besok akan
di sakralkan
di sakralkan
Gedungnya telah
berdiri kokoh
berdiri kokoh
Rawonnya mulai
berwarna jingga
berwarna jingga
Sound
systemnya mulai maraung ke sudut-sudut kampung.
systemnya mulai maraung ke sudut-sudut kampung.
Yang meramai di
sebelah sana bukan lagi pasar
sebelah sana bukan lagi pasar
Namun hujan, serta
gemuruh dengan angin begitu riuh
gemuruh dengan angin begitu riuh
Perayaan yang begitu
malang.
malang.
Aku melihatmu di
bangku itu
bangku itu
Di bawah gemerlap
lampu
lampu
Membuatmu semakin
ayu.
ayu.
Aku juga melihatnya
Dengan baju berwarna
sama
sama
Celana yang sama
Bangku sama ?
Lalu kita berdu(k)a
bersama.
bersama.
Bersama senja.
Bersama kekasih-lama.
Bersama kekasih-lama.
Jember, 3 April 2020
Atribusi penulis :
Fela Dila Mai Carolin, lahir di Jember. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ. Kumpulan
puisi-puisinya telah dibukukan dalam buku terbarunya “Menjelang Januari”.
puisi-puisinya telah dibukukan dalam buku terbarunya “Menjelang Januari”.
Biodata penulis :
Nama : Fela Dila Mai
Carolin
Carolin
Pekerjaan :
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ.
No. Hp :
081335020875
081335020875
Alamat : Dusun
Krajan 2 RT 11 RW 3 Desa Patempuran. Kecamatan Kalisat.
Krajan 2 RT 11 RW 3 Desa Patempuran. Kecamatan Kalisat.
Tinggalkan Balasan