Resensi: Midnight Diaries

 

Akankah masa lalu menjadi pemenangnya?

Oleh: Ratna
Hamidah

Skysphire,
lahir pada 27 September 2001 di Jakarta, adalah seorang penulis yang dikenal

dengan
karya-karyanya dalam konsep
Alternate Universe (AU). Dia aktif
membagikan cerita-ceritanya melalui platform Twitter dan telah menerbitkan
beberapa novel yang menarik perhatian pembaca. Salah satu karyanya yang paling
dikenal adalah
Malioboro
at Midnight

yang dirilis pada 31 Maret 2023. Novel
Midnight Diaries by Malioboro
Hartigan
merupakan
novel lanjutan dari novel
Malioboro at Midnight yang menceritakan
sosok tokoh utama yaitu Malio. Novel ini bercerita dari sudut pandang Malio.

Di
dalam novel ini Malio menceritakan tentang kehidupan dia sejak kecil hingga
dewasa. Novel ini dibagi menjadi beberapa bab yang berawal dari Malio saat
masih kecil dan memiliki sahabat bernama Zara, yang juga cinta pertama Malio.
Namun kisah mereka bertepuk sebelah tangan. Setelah beranjak dewasa saat Malio
kuliah, dia memutuskan untuk tidak tinggal di rumah dan memilih untuk tinggal
di apartemen. Sejak saat itulah Malio menemukan cinta barunya, Sera. Selama
menjalin hubungan dengan Sera, Malio tidak pernah berkata tidak pada
kekasihnya. Malio terlalu sayang, sampai-sampai semua yang Sera inginkan selalu
dia berikan. Namun hari itu Sera menemukan sebuah buku di bawah kasur Malio
lalu rasa penasarannya diuji karena Malio tak seperti biasanya justru melarang
Sera untuk membuka buku tersebut. Telunjuk Malio terangkat. “No no no,
nggak boleh baca ini,” katanya. “Kenapa aku nggak boleh baca buku
diary kamu? Emang isinya apaan sih, Aliolio?” Sepertinya Malio menyimpan
satu rahasia di dalam buku diary nya, rahasia yang bisa saja membuat Sera
kecewa jika dia mengetahuinya.

Novel
yang ditulis oleh Skysphire kebanyakan bertema cinta dengan narasi yang
romantis. Ia berhasil menggugah hati pembaca dan mampu membuat perasaan pembaca
tersentuh dalam kisah cinta yang diceritakan dalam novel yang ia tulis melalui
narasi yang ia tulis dengan romantis. Alur cerita yang penuh dengan
plot
twist membuat novel Midnight
Diaries by Malioboro Hartigan

menjadikan pembaca penasaran dengan cerita selanjutnya dalam setiap bab. Novel
ini merupakan lanjutan dari novel
Malioboro
at Midnight
sebaiknya
sebelum membaca novel ini dianjurkan membaca novel
Malioboro at Midnight agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang cerita
apa yang disampaikan.

Terdapat
perbedaan antara kedua novel tersebut. Di dalam novel
Malioboro at Midnight, Malio dianggap sebagai sosok lelaki yang playboy,
seolah-olah ia hanya mencari kesenangan tanpa mempertimbangkan perasaan orang
lain. Sementara pada novel
Midnight
Diaries by Malioboro Hartigan
,
dijelaskan bahwa Malio bukan sosok lelaki yang
playboy, karena sering menolong cewek-cewek di kampus.
Di dalam keluarga Malio, anggota keluarga Malio terbiasa menunjukkan kasih
sayang secara langsung dengan tindakan ataupun perkataan yang menunjukkan
kepedulian kepada orang-orang di sekitar mereka. Malio menjadi terbiasa
meringkankan tangan untuk membantu orang yang sedang kesulitan dan berusaha ada
untuk siapa pun yang membutuhkan kehadiran Malio.

Novel
ini sangat cocok bagi pembaca yang ingin mencari novel dengan tema cinta yang
mampu menggugah hati dan perasaan. Novel ini tidak hanya menceritakan kisah
cinta yang biasa, tetapi juga menyampaikan tentang arti ketulusan dan
pengorbanan. Novel ini cocok bagi penggemar kisah romantis dengan alur yang
menarik dan kata-kata yang membuat pembaca terbawa perasaan.
 

 

Identitas Buku

Judul:
Midnight Diaries by Malioboro Hartigan

Pengarang:
Skysphire

Penerbit:
PT Bukune Kreatif Cipta

Cetakan:
Pertama, Desember 2023

Tebal:
xiv + 214 halaman

ISBN:
978-602-220-719-1

Harga
Buku: Rp. 99.000

 

BIODATA

Halo
perkenalan nama saya Ratna Hamidah kerap disapa dengan Ratna. Saya lahir di
Kota Boyolali, ya benar kalau kata orang-orang adalah kota susu, saya lahir
pada hari Selasa tanggal 6 April 2004. Saya merupakan salah satu mahasiswa dari
progam studi Tadris Bahasa Indonesia di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.
 Hobi
saya memasak, menurut saya memasak adalah hal yang menyenangkan dan seru.

 

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Madura Puisi Madura Sastra Situbondo

Puisi Madura: Namen Loka

Apacapa Indra Nasution

Gepsos: Merayakan Kemerdekaan ke 72

Buku Ratna Hamidah Resensi Ulas

Resensi: Midnight Diaries

Resensi Thomas Utomo

Resensi: Perempuan Berdaya dan Benteng Ketahanan Keluarga

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Eeufemisme: Antara Maling dan yang Kurang Maling

Mored Puisi Silvana Farhani

Puisi Mored: Sabit Hingga Purnama

Puisi Syukron MS

Puisi: Malam Minggu

Kriselda Dwi Ghisela Resensi

Resensi: Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam

Apacapa Fadhel Fikri

Gus Miftah dan Dakwah yang Merendahkan: Sebuah Kritik dari Perspektif Teologi Antroposentris

Apacapa Indra Andrianto

Merayakan Lebaran: Ada yang Hilang

Apacapa Jamilatul Hasanah

Ngopi Bareng: Dari Aspirasi Menuju Aksi

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Ulas Buku – Menceritakan tentang Hubungan Manusia dengan Jasad di Kubur

Cerpen Nur Dik Yah

Cerpen: Sepasang Pemburu di Mata Ibu

F. A Lillah Puisi

Puisi-Puisi F. A Lillah: Narasi Hujan

Cerpen Syarif Nurullah

Cerpen: Bagaimana Cara Kita Berkenalan?

Apacapa Randy Hendrawanto

Panas Dingin Hubungan Indonesia-Malaysia dari Politik, Budaya Hingga Olahraga

Uncategorized

Ciri Lembaga Penyedia Les TOEFL Terpercaya di Indonesia

Alexong Cerpen Dody Widianto

Cerpen: Gelas, Pion dan Lukisan Picasso

Agus Widiey Puisi

Puisi: Amsal Sunyi

Apacapa Kampung Langai Mei Artanto

Festival Kampung Langai: Mengabdi pada Masyarakat atau Artistik