Puisi-Puisi F. A Lillah: Narasi Hujan

 

Puisi-Puisi F. A Lillah

Narasi
Hujan

 

Hujan
yang turun di kotamu kala sore

Adalah
rupa bahasa prosa

Tanpa
petir.

 

Sebaiknya
jangan rebahan dulu

Pergilah
ke muka jendela

Aku
ada di sana

Sebagai
bunyi hujan

Yang
sering diabaikan.

 

Kontrakan
IAA 2024

 

 

 

Morfologi
Cinta

 

Harum
daun jeruk purut di halaman rumahmu

Adalah
rinduku sepanjang hari

 

Sarang
serangga di ketinggian pucuk

Adalah
semangat mimpiku padamu

 

Helai
dedaunan yang berpasangan

Adalah
kandungan jiwa kita

 

Dan
duri hijau itu

Adalah
taji cinta

 

Kotrakan
IAA 2024

 

 

 

 

Dramaturgi
Kesalehan Bercinta

 

/1/

Tuhan

Telah
ku ingantkan

Bahwa
kata harus saleh

Seperti
hijau cintaku

—lisan
adalah pisau ibu

/2/

Mengingat-ingat
Tuhan

Aku
di bawah debu

Diterbangkan
takdir

Yang
tunggal kata

—cuma
penyairku

/3/

Tuhan
di mana ada

Tidak
mungkin di seberang

Sebuah
rahasia

—persimpangan

 

Aku

Penyair
dan

Tuhan
kata

 

Yogyakarta
2024

 

 

 

Nur

 

Sebab
aku tidak bisa sempurna menerjemahkan bahasa

Yang
terangkum dalam tubuhmu—itu alasan mengapa

Aku
masih setia dengan cinta

*

Andai
aku tidak memiliki rasa candu

Hidup
yang entah

Pastinya
terasa hambar

 

Aku
hadir bukan sebagai jenaka

Juga
tidak sebagai penculik kebahagiaan

Hanya
saja aku ingin cinta

 

Dan
aku menyadari

Yang
kerap meringis

Dipijak
nyali

Telah
menemukan inti sari

*

Dengan
bersandar pada pernak-pernik kata, aku

Rela
digantung nyata meskipun puisi telah rampung

Sebelum
dirimu menyadarinya

 

Yogyakarta

 

 

 

Merantai
Kesetiaan

 

Kali
pertama berpapasan denganmu

yang
pertama aku pinta

tiada
lain adalah rindu yang mendidih

biar
tubuhku merasa lepuh

tak
henti membaca kilatan api

 

Cinta
adalah repetisi

tetapi
mencintaimu

dalam
semesta

hanya
satu

 

Pamekasan
2024

 

 

 

 

Tentang
Penulis

F.
A Lillah kelahiran Madura. Kini masih menjadi mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Puisinya terangkum dalam antologi bersama Sajak
Seonggok Mayat (2023)
Melankolia Tubuh Ibu (2024). Dapat di sapa
melalui 082140492708 @f._a_lillah

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Esai Khossinah

Dari Secagkir Kopi ke Minuman Instan

Buku Ulas

Sunyaruri; Hantu-Hantu Kesunyian

Cerpen Moh. Rofqil Bazikh

Cerpen: Matinya Penyair Bukad

Agus Widiey Puisi Madura

Puisi Madura: Dika Kodu Tao Karya Agus Widiey

Apacapa Buku Hat Pujiati Ulas

Sejarah, Tubuh, Dosa dan Diri dalam Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa

Apacapa Literasi Syaif Zhibond

Bahagia Literasi : Teruslah Mencari

Apacapa Ni’matus Sa’diyah

Semeja Daring: Menembus Batas Imaji, Mengurai Inspirasi dalam Titian Dedikasi

Apacapa Moh. Imron

Mara Marda: Keajaiban Datang Kemudian

Buku Junaedi Ulas

Jangan Tinggalkan Desa, Karena Desa Layak untuk Diperjuangkan

Apacapa Kampung Langai

Langai: Bersuara Ataukah Dibungkam?

Cerpen Ruly R

Cerpen – Bashe

Ahmad Syauqil Ulum Puisi

Puisi – Nostalgia Bangunan Tua karya Ahmad Syauqil Ulum

Anwarfi Kurliyadi Puisi

Puisi-puisi Kurliyadi: Yang Kita Ingat

Agus Hiplunudin Apacapa Esai

Suku Jawa Menjadi Kunci Kemenangan Politik pada Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019

MH. Dzulkarnain Puisi

Puisi: Kampung Halaman

alif diska Mored Moret

Puisi Mored: Kepada Bumi dan Manusia

Apacapa Moh. Imron

Analisis dan Lirik Lagu Kala Benyak: Waktu yang Tepat untuk Bersedih

Apacapa fulitik Raisa Izzhaty

Menggugat Integritas Pejabat Publik

M. Suhdi Rasid Mored Moret

Puisi Mored: Ibu dan Puisi Lainnya

Baiq Cynthia Cerpen

Cerpen – Ketika Tertidur Wajahmu Terlihat Menawan